CARITAU JAKARTA - Kontroversi yang muncul setelah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) terus berlanjut. Keputusan ini memungkinkan Wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang berusia di bawah 40 tahun, untuk mengikuti pemilihan presiden 2024.
Pengamat politik Sugiyanto menilai, kontroversi akan terus bergulir ketika Gibran Rakabuming Raka secara resmi menjadi Cawapres, mendampingi Capres Prabowo Subianto (PS).
Baca Juga: Timnas AMIN Sebut Tak Pilih Anies di Pilpres 2024 Kufur Nikmat
"Politik ini menjadi sangat kompleks ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan restu pada anak kandungnya, Wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju sebagai Cawapres dalam pilpres 2024," kata Sugiyanto dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).
Banyak yang menduga bahwa akan muncul ketegangan politik antara Ketua Umum PDIP dan Presiden Jokowi. Tapi saat ini sulit untuk memprediksi bagaimana dinamika sebenarnya.
Namun, kata Sugiyanto, di balik semua kontroversi ini, kehadiran Wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang akan mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024, tetap memberikan keuntungan bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Langkah ini dapat dianggap sebagai langkah politik tingkat tinggi, yang sulit dimengerti," kata pria yang akrab disapa SGY ini.
Gibran masih merupakan salah satu kader PDIP, sehingga partai ini sekarang memiliki dua kader yang bersaing dalam Pilpres 2024, yaitu Capres Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah, dan Cawapres Gibran, Wali Kota Solo.
Menurutnya, terlepas dari siapa yang akan memenangkan Pilpres 2024, baik pasangan Ganjar-Mahfud MD atau Prabowo-Gibran, PDIP akan tetap mendapat manfaat, mengingat baik Ganjar maupun Gibran adalah kader terbaik PDIP.
Dengan demikian, lanjut SGY, dengan mengizinkan Gibran maju sebagai Cawapres Prabowo Subianto tanpa harus mengeluarkannya dari keanggotaan PDIP tampak sebagai strategi yang bijak.
Dengan adanya tiga pasangan Capres dan Cawapres, yaitu Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud MD, dan Anies-Cak Imin atau Amin, ada potensi terjadinya dua putaran dalam Pilpres 2024.
"Oleh karena itu, koalisi antara PDIP dan Partai Gerindra dapat merencanakan strategi untuk mencapai putaran kedua. Penting bagi pendukung Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud MD untuk tidak saling serang," terangnya.
Orientasi PDIP dan Gerindra haruslah pada tahap lolos ke putaran kedua. Dengan demikian, yang akan bertarung dalam putaran kedua adalah Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud MD.
Jika dalam Pilpres 2024 putaran kedua berhasil dimenangkan oleh Ganjar-Mahfud MD, maka kader terbaik PDIP, Ganjar Pranowo, akan menjadi Presiden. Namun, jika Prabowo-Gibran yang menang, maka kader terbaik Gibran akan menjadi Wakil Presiden.
Dengan berfokus pada skenario ini, hasil apapun akan memberikan keuntungan besar bagi PDIP, termasuk bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang juga merupakan kader PDIP.
Oleh karena itu, dikatakannya, PDIP dan Gerindra harus memastikan bahwa mereka memiliki strategi yang kuat untuk menghadapi tantangan dalam Pilpres 2024 dan untuk memastikan keberhasilan koalisi mereka
"Sekarang, keputusan politik berada di tangan PDIP, apakah majunya Gibran Rakabuming Raka akan merugikan atau malah menguntungkan PDIP. Semua keputusan sepenuhnya bergantung pada PDIP itu sendiri," pungkasnya. (DID)
Baca Juga: Jarnas Gamki Gama Bakal Laporkan Jokowi ke Bawaslu Soal Ini
gibran rakabuming raka pdip pilpres 2024 capres cawapres Prabowo Gibran prabowo subianto
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...