CARITAU DUBAI - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta negara peserta konferensi membuat kerangka kerja sama PBB untuk perubahan iklim (COP28). Hal tersebut bertujuan untuk melindungi semua masyarakat dari krisis iklim.
"Tahun demi tahun komitmen dunia untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius makin memudar. Kita sedang melaju menuju kenaikan suhu sebesar 3 derajat, tetapi belum menunjukkan tanda-tanda melambat," kata Guterres dalam Local Climate Action Summit di Dubai, dikutip Sabtu (2/12).
Menurutnya, negara-negara berkembang tidak mendapatkan dukungan yang mereka perlukan untuk beradaptasi terhadap bencana yang terjadi di sekitar mereka dan melakukan lompatan menuju masa depan terbarukan.
"Kini, di COP28, dunia harus mengerem laju pemanasan global," kata Guterres.
Mungkin mencapai target pembatasan kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius, menurut dia, berarti menghentikan "kecanduan" terhadap bahan bakar fosil, beralih ke energi terbarukan secara adil dan merata, serta mewujudkan keadilan iklim.
"Bahan bakar fosil adalah masa lalu. Energi terbarukan mewakili masa depan," kata Guterres, menegaskan.
Ia lantas mengatakan bahwa dunia perlu berkomitmen pada kerangka waktu yang jelas untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil sesuai dengan target 1,5 derajat Celsius.
"Inventarisasi Global COP28 juga harus menghasilkan komitmen yang akan menghasilkan tiga kali lipat energi terbarukan, dua kali lipat efisiensi energi, dan mewujudkan energi ramah lingkungan bagi semua orang pada tahun 2030," kata dia.
Dilansir dari laporan Antara, Guterres meminta para pemimpin untuk berinvestasi pada infrastruktur transportasi umum yang berbahan bakar energi terbarukan, serta memprioritaskan udara bersih dan lapangan kerja dalam ekonomi hijau.
"Mari kita bersatu dan bekerja bersama untuk melindungi semua komunitas dari krisis iklim, serta mendorong masa depan yang terbarukan, berkelanjutan, dan adil bagi manusia dan planet bumi," kata dia.
Sebagai Presiden COP28 pada tahun ini, Uni Emirat Arab (UAE) mengumumkan 30 miliar dolar AS (sekitar Rp462,5 triliun) untuk mendanai solusi iklim global.
Dana tersebut bertujuan untuk menjembatani kesenjangan finansial terkait dengan isu-isu iklim dan akan menarik investasi sebesar 250 miliar dolar AS (sekitar Rp3.854 triliun) pada tahun 2030, kata Presiden UAE Mohammed bin Zayed Al Nahyan dalam pidato pembukaan COP28.
ia menjelaskan bahwa UAE telah menginvestasikan 100 miliar dolar AS (sekira Rp1.541 triliun) untuk mendanai aksi iklim dan energi terbarukan dan bersih, serta berkomitmen untuk menginvestasikan tambahan 130 miliar dolar AS (sekitar Rp2.004 triliun) selama 7 tahun ke depan. (IRN)
Baca Juga: PBB: Peperangan di Rafah Perburuk Kondisi Kemanusiaan di Gaza
pbb perubahan iklim kerusakan lingkungan pemanasan global COP28 energi terbarukan
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024