CARITAU JAKARTA - Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas angkat bicara perihal potensi masuknya intervensi asing seperti Amerika Serikat dan China dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
Adapun dugaan intervensi kepentingan tersebut acapkali muncul ditengah proses pergantian ke pemimpinan Presiden dan Wakil Presiden pada setiap momentum Pemilu di Indonesia.
Baca Juga: Belum Ditandatangani, KPU Sempat Tunda Rekapitulasi Penghitungan Suara di Bandar Seri Begawan
Fernando menilai, sebagai negara adidaya dan adikuasa, Amerika Serikat dan China diduga akan terus membangun kepentingan pengaruh kekuatan ekonomi politik disetiap negara dunia ketiga atau negara berkembang.
"Amerika Serikat dan China sebagai negara Adikuasa tentu ingin terus membangun dan mempertahankan pengaruhnya pada negara-negara lain termasuk negara berkembang," kata Fernando kepada caritau.com, pada Rabu (18/10/2023).
"Termasuk Indonesia yang dalam dekat akan melakukan pilpres. Saya yakin China dan Amerika akan membangun pengaruhnya terhadap Indonesia," sambungnya.
Dirinya menjelaskan, salah satu contoh aksi intervensi yang dilakukan dua negara adikuasa itu yakni akan menggelontorkan finansial pada salah satu kandidat pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan maju di kontestasi Pilpres 2024.
Fernando menerangkan, dukungan finansial itu diberikan, dengan maksud ketika pasangan itu terpilih menjadi Presiden, dapat membantu dan membuka keran dan karpet merah atas setiap kepentingan politik dan ekonomi bagi Amerika dan China di wilayah Indonesia.
"Misalnya memberikan dukungan terhadap pasangan capres dan cawapres yang dianggap akan lebih dekat dengan negaranya," terang Fernando.
Berdasarkan hal itu, dirinya menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap waspada dalam menyambut kontestasi Pemilu 2024 mendatang. Sebab, bukan tidak mungkin, kedua negara tersebut menginginkan kekacauan dan kerusuhan pada perhelatan giat pesta demokrasi Pemilu mendatang.
"Kita harus waspada terhadap negara-negara asing yang coba menanamkan pengaruh melalui pemilu dengan mengadu domba masyarakat Indonesia agar tujuannya tercapai," tegasnya.
Fernando menambahkan, diduga dalam rangka untuk mempertahankan kepentingan politik dan ekonominya, baik Amerika maupun China akan menggunakan segala cara termasuk mengadu domba masyarakat dengan tujuan menimbulkan perpecahan antar anak bangsa.
"Kalau kita lihat bagaimana negara Adikuasa menanamkan pengaruhnya di negara-negara lain dengan memecah belah melalui politisasi agama. Kalau saya lihat di media sosial, politisi agama sudah ada yang coba memainkannya," tandas Fernando. (GIB/DID)
Baca Juga: Singgung Politisasi ASN, Pengamat Nilai Megawati Tunjukan Kekesalan Terhadap Jokowi
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...