CARITAU JAKARTA - CEO Polmark Research Center Eep Saefulloh Fatah menyoroti pidato Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Kampanye Akbar pasangan Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.
Dikatakan Saefullah, dalam pidatonya, Megawati banyak menyinggung politisasi aparatur sipil negara (ASN). Menurutnya hal itu merupakan ekpresi kemarahan terhadap Presiden Jokowi dan menunjukkan bahwa Megawati dan Jokowi berpisah jalan.
Lebih lanjut dirinya menilai, pidato Megawati sudah menunjukkan kekesalannya terhadap Jokowi secara tersirat sejak kampanye akbar di Bandung, dua pekan lalu.
"Itu mengekspresikan alamat sudah terpisah, sudah berbeda, sudah ada di tempat yang berseberangan, sudah melakukan sesuatu yang harus saya lawan, kira-kira kayak begitu pernyatan Bu Mega," kata Saefulloh dalam keterangannya dikutip Minggu (4/2/2024).
Saefulloh mengatakan, Presiden RI ke-5 itu tengah menunggu momentum untuk bersikap lebih tegas atau "perang terbuka" terhadap Jokowi.
"Bu Mega itu orang yang tahu pergerakkan momentum. Di dalam politik, momentum itu penting. Jadi ada timing, ada linimasa, ada rangkaian peristiwa, ada jahit-menjahit adegan segala macam, urusan-urusan rumit itu dikumpulkan, itu momentum," ujarnya.
Hanya saja, dirinya menilai, Megawati belum mengambil langkah yang lebih tegas, semisal menarik menteri PDI-P dari kabinet, karena masih menunggu momentum.
Ia menjelaskan, momentum itu seperti bandul yang bergerak dari sisi keberlanjutan dan perubahan.
Menurut Eep Saefulloh, Megawati tengah menunggu pergerakan bandul itu akan keras ke sebelah mana.
"Kalau ternyata gagal itu pemaksaan satu putaran, momentum melebar, dan kelanjutan bisa kehilangan momentum. di situlah barangkali Bu Mega akan mengambil langkah-langkah yang lebih tegas, lebih firm," ujar Eep.
Diketahui, saat kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (3/2/2024), Megawati Soekarnoputri kembali menyinggung pemerintahan Presiden Jokowi.
Ia mengingatkan agar tidak melakukan intimidasi kepada pendukung calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud. “Ingat, hei polisi, jangan lagi intimidasi rakyatku! Hei tentara, jangan lagi intimidasi rakyatku,” kata Megawati.
Putri Presiden Pertama RI Soekarno itu mengingatkan jika setiap warga negara sepatutnya dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ia pun menyindir adanya upaya mempertahankan kekuasaan. (DID)
Baca Juga: Prabowo-Gibran Sukses Raup 3 Juta Suara di Sulsel
Baca Juga: Debat Malam Nanti, Zulhas: Gibran Tidak Ada Persiapan Khusus
megawati soekarnoputri ketum pdip politisasi asn aparatur negara, pilpres 2024
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...