CARITAU JAKARTA - Ratusan massa yang berasal dari Partai Buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan Patung Kuda Arjuna, Jakarta Pusat, pada Kamis (29/2/2024).

Dalam aksi unjuk rasa itu, ratusan buruh mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar segera mengambil langkah tepat untuk menurunkan harga bahan pokok yang melonjak tinggi. 

Setidaknya terdapat tiga tuntutan yang digaungkan massa, yakni soal kenaikan harga bahan pokok, usut tuntas terkait dugaan kecurangan pemilu 2024, kemudian mendesak Presiden Jokowi mencabut aturan Undang-Undang Cipta Kerja pada Omnibus Law.

Berdasarkan pantauan caritau.com dilokasi, massa yang berasal dari berbagai elemen buruh berkumpul di depan Patung Kuda menuju arah Istana Negara.

Ratusan massa buruh itu tampak membawa sejumlah atribut, mulai spanduk, bendera, dan berbagai banner berisikan tuntutan. Selain itu, aksi itu juga dipimpin oleh satu mobil pengeras suara atau akrab disebut mobil komando. 

Mereka tampak rela berbaris rapih, meski kondisi cuaca saat ini kurang bersahabat lantaran telah dilanda hujan yang cukup deras. 

Satu persatu pimpinan massa aksi mulai menyampaikan orasi politik nya, mendesak Presiden Jokowi menyelesaikan sejumlah tuntutan yang disampaikan.

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mengatakan, aksi kali ini digelar dalam rangka mendesak pemerintah mengambil langkah kongkret untuk menurunkan harga bahan pokok yang melonjak pasca penyelenggaran Pemilu 2024.

Dirinya menuturkan, langkah kongkret dari pemerintah Presiden Jokowi menurunkan harga bahan pokok dibutuhkan lantaran sebentar lagi masyarakat akan memasuki bulan suci ramadhan.

"Karena itu, kita meminta agar pemerintah segera menurunkan harga-harga bahan pokok, baik itu beras, telur dan barang sembako lainnya," kata Iqbal.

Ia menambahkan, desakan kepada Presiden Jokowi menurunkan harga bahan pokok itu dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi menjelang bulan Ramadhan yang jatuh pada Maret mendatang.

"Karena kalau tidak diturunkan, maka kenaikan harga jelang puasa akan semakin melambung tinggi dan tak terkendali," tandas Said. (GIB/DID)