CARITAU JAKARTA – Seiring dengan semakin parahnya pemanasan global (global warming), kondisi iklim di dunia semakin sulit untuk diprediksi. Perbedaan cuaca yang cukup kontras pun juga sering terjadi di berbagai daerah.
Contohnya, cuaca di daerah A pada hari ini terbilang cerah dan suhu udara panas, namun berbeda dengan cuaca di daerah B yang pada saat yang bersamaan sedang diguyur hujan dan suhu udara yang lebih dingin, padahal lokasi daerah keduanya berdekatan atau ada di kota yang sama. Mengapa bisa begitu?
Baca Juga: Penggemar K-Pop Bersatu Menentang Greenwashing Merek Fesyen Mewah di COP28
Kondisi ini disebut dengan Microclimate atau iklim mikro. Iklim Mikro menurut Brown & Gillespie (1995) adalah kondisi iklim pada satu ruang yang sangat terbatas dipengaruhi oleh radiasi Matahari, suhu udara, kelembaban udara serta curah hujan. Unsur – unsur tersebut sering sekali menjadi tolak ukur akan kenyamanan pada suatu wilayah, dan sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia yang hidup di daerah tersebut.
Miller (1970) dari Margaretha (2007) menyatakan bahwa iklim mikro banyak dipengaruhi oleh faktor lokal di daerah tertentu. Seperti jenis dan karakteristik vegetasi dan badan air. Aktivitas manusia juga dapat mengubah iklim mikro seperti intensitas radiasi Matahari, struktur permukaan di daerah tersebut yang bervariasi, bentuk topografi, dan kecepatan angin.
Berdasarkan kajian dari Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Brawijaya yang diterbitkan di ‘Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 1’, iklim mikro sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetasi dan mahluk hidup yang ada di daerah tersebut. Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor suhu udara, radiasi Matahari, dan kelembaban udara di area tertentu.
Suhu Udara
Perbedaan sistem tanaman di daerah tertentu dapat mempengaruhi suhu udara di daerah tersebut. Menurut Handoko (1995), suhu udara sangat erat hubungannya dengan radiasi Matahari yang ada di daerah tertentu.
Suhu udara juga dapat dipengaruhi oleh kondisi jalanan aspal yang terdapat di perkotaan di mana permukaan aspal tersebut dapat memantulkan kembali panas yang dihasilkan dari radiasi Matahari. Selain itu, gedung dan aktivitas masyarakat juga dapat memengaruhi suhu udara di area tertentu, karena jumlah radiasi Matahari yang dipantulkan akan semakin banyak.
Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah jumlah kandungan uap air dalam satuan udara yang terdapat di daerah tertentu. Dilansir dari Geologinesia, faktor yang mempengaruhi kelembaban udara yakni kecepatan angin, wilayah geografis, dan vegetasi yang ada di daerah tersebut.
Kelembaban udara dan suhu udara sangat berkaitan dengan jumlah polusi di suatu daerah. Contohnya adalah seperti yang terjadi di Jakarta pada minggu kemarin. Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, suhu udara yang rendah dan tingkat kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan akumulasi polutan sehingga memicu polusi udara.
Radiasi Matahari
Menurut Jurnal Sabua Vol.6, No.3: 285 – 292 (2014) yang diterbitkan oleh Staff Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado, Radiasi Matahari adalah energi panas radiatif yang dihasilkan oleh Matahari.
Pancaran radiasi yang mengenai sebuah objek dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yakni radiasi langsung, radiasi tak langsung, dan radiasi global. Radiasi langsung adalah kondisi di mana radiasi yang dihasilkan mengenai permukaan objek secara langsung, sedangkan radiasi tidak langsung adalah situasi di mana sebuah objek terpancar radiasi yang telah dipantulkan oleh objek lain.
Di area perkotaan yang padat, radiasi Matahari dapat terpantul oleh objek seperti gedung, permukaan jalan, dan jumlah polusi yang membuat radiasi tersebut sulit untuk keluar dari lingkungan tertentu. Maka dari itu umumnya area yang memiliki banyak aktivitas masyarakat dan area perkotaan yang memiliki gedung – gedung tinggi memiliki suhu udara yang lebih tinggi.
Semua kondisi di atas sangat memengaruhi terjadinya iklim mikro di sebuah wilayah. Kondisi tersebut menjadi sinyal tingkat pemanasan di wilayah tersebut sudah tergolong parah. Anda sendiri pernahkah mengalami iklim mikro secara langsung, melihat fenomena dua wilayah berdekatan, bahkan sangat berdekatan, berbeda cuaca antara hujan dan panas? (ZAS)
Baca juga :
Senin Pagi Ini, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Dunia Tembus Indeks 180
Udara Jakarta Terburuk, BMKG Jelaskan Faktor Penyebab Peningkatan Konsentrasi PM2.5
Air Purifier, Solusi Menghirup Udara Sehat dan Segar di Tengah Tingginya Polusi Perkotaan
Berikut Rekomendasi Produk Air Purifier, Udara Jakarta Terburuk Dunia
Kualitas Udara di Jakarta Terburuk di Dunia, Netizen Malah Ribut Salah Anies atau Jokowi
Jakarta Peringkat Nomer Satu Kota Dengan Kualitas Udara Paling Buruk di Dunia
Sejak Anies Gitu-Gitu Aja, Fraksi PSI Minta DKI Kolaborasi Daerah Penyangga Atasi Polusi
Akhir Pekan, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ke-3 di Dunia
Polusi Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Anggota DPRD: Evaluasi Bagi Pemprov
Udara Buruk DKI Jakarta karena Polusi Kendaraan Pribadi
Baca Juga: Perangi Krisis Iklim, Sekjen PBB Serukan Tindakan Terpadu dari Negara Peserta COP 38
mengenal microclimate iklim skala kecil yang dipengaruhi vegetasi dan lingkungan polusi udara jakarta terburuk di dunia pemanasan global
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...