CARITAU JAKARTA - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wahyu Dewanto mempertanyakan sistem keamanan pada bus Transjakarta. Sebab, Transjakarta telah memiliki Satuan Pengamanan Dalam (Pamdal) yang telah dilatih dalam pelayanan pelanggan.
Namun, sistem keamanan Transjakarta masih kebobolan terbukti marak terjadi kasus pelecehan seksual di bus Transjakarta. Kini, Transjakarta melibatkan aparat TNI untuk membantu peningkatan keamanan pada layanan Transjakarta itu.
Baca Juga: Oknum Polisi Polda Sulsel Lecehkan Tahanan Perempuan Disanksi Mutasi dan Demosi 7 Tahun
"Dari sisi saya sebagai dewan, ingin mempertanyakan bagaimana pengamanan internal (satpam/pamdal) yang selama ini berjalan di tiap-tiap bus atau halte. Apa evaluasinya terhadap kejadian yang berulang-ulang. Harus jelas tolak ukurnya," ujar Wahyu Dewanto dalam pesan singkatnya, Jum'at (3/3/2023).
Menurutnya, faktor utama orang dalam menggunakan transport umum adalah layanan harus murah dan nyaman. Namun, dia menegaskan, Transjakarta sah-sah saja jika ingin melibatkan aparat TNI dalam peningkatan keamanan.
"Yang penting rasa nyaman harus dihadirkan bukan sekadar law inforcement. Namun, keamanan secara fisik harus terlihat, kejahatan itu ada karena adanya kesempatan. Jadi, jangan kasih ruang, begitu ada kejadian segera tindak," tegasnya.
Diakuinya, pelibatan TNI di ruang publik telah memiliki aturan tersendiri. Terutama, ungkapnya, dalam hal pemakaian atribut dan sebagainya sehingga tidak berkesan seperti siaga satu.
Sebelumnya, Transjakarta melibatkan aparat TNI untuk berpatroli di armada bus Transjakarta. Pelibatan TNI ini diharapkan bisa mengantisipasi kejadian pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta.
"Kalau selama ini petugas keamanan berjaga-jaga di halte-halte untuk mencegah tindak pidana kriminal. Lantas untuk menghadapi predator seks, petugas-petugas tersebut kita alihkan untuk menjaga ke dalam bus-bus layanan TransJakarta," ujar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT TransJakarta Apriastini Bakti Bugiansri.
Apriastini menyatakan Transjakarta berupaya menekan kasus pelecehan seksual yang terjadi di bus dan area halte. Menurutnya, langkah ini sekaligus merespon atensi Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono beberapa waktu lalu.
"TransJakarta ingin memberikan rasa aman dan nyaman dalam mencegah dan menghentikan tindak pelecehan seksual," katanya.
Terpisah, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono akan memanggil manajemen Transjakarta akibat maraknya pelecehan di dalam bus. Heru mengaku akan menugaskan Transjakarta untuk memasang kamera pengawas pengenal wajah atau closed cicruit television (CCTV Face Recognition).
"Ya, harus masyarakat sadar jangan melakukan itu ya. Kalau masih ada nanti saya panggil lagi deh Transjakarta. Kemarin waktu saya ke Transjakarta kalau dia terdata, coba nanti kita pakai CCTV yang pakai ada ininya (face recognition). Ada beberapa yang sudah," kata Heru. (DID)
Baca Juga: Komisi B DPRD DKI Ungkap Dampak Positif Sinergi BUMD untuk Perekonomian Jakarta
transjakarta keamanan armada libatkan tni pelecehan seksual dprd dki
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...