CARITAU JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia mengungkapkan, tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu serentak 2024 harus lebih tinggi dari kontestasi pemilu yang telah diselenggarakan pada 2019 lalu.
Anggota KPU RI, August Mellaz menuturkan, KPU bakal bekerja keras mendorong meningkatnya tingkat partisipasi masyarakat serta menargetkan pada pemilu serentak 2024 mendatang dapat berkisar diatas 81% jumlah pemilih.
Baca Juga: Apresiasi Pertemuan Jokowi-Surya Paloh, TKN: Contoh Teladan untuk Selesaikan Masalah Bangsa
Kendati demikian, Mellaz menilai, terdapat tantangan yang nantinya juga akan dihadapi KPU RI guna mencapai orientasi target yang diharapkan.
Salah satunya adalah KPU harus bekerja keras dalam rangka melakukan upaya sosialisasi untuk menarik simpatik kelompok pemilih milenial agar ikut berpartisipasi aktif pada kontestasi pemilu serentak 2024 mendatang.
Tantangan itu menurutnya, telah termanifestasikan dari data hasil penelitian yang dilakukan oleh KPU Provinsi Bali bekerjasama dengan Universitas Udayana.
"Jadi ada beberapa data yang menurut saya perlu dicerna dengan baik oleh KPU, soal bagaimana dia mendapat informasi dengan segala kompleksitasnya," imbuh mellaz.
Berdasarkan data hasil kajian tersebut, Mellaz mengatakan, sejauh ini pemilih generasi milenial
telah memiliki kecenderungan pandangan yang berbeda dalam memperoleh informasi khususnya yang bersumber dari media sosial.
"Ternyata masih ada semacam piramida informasi. Misalnya, generasi Z akan segera mengakses informasi dari medsos," jelasnya.
Tak hanya itu, generasi milenial juga dinilai memiliki kecenderungan kesulitan mengolah informasi terkait kesimpulan benar atau salah dan kemudian kesulitan untuk mencari informasi yang aktual di media sosial.
"Jadi asumsinya kalau informasi itu berasal dari KPU dan medsosnya KPU, itu akan segera (diakses). Tetapi itupun juga tidak akan diberikan segera legitimasinya oleh generasi Z, ketika belum muncul di media mainstream," ucap Mellaz .
"Mereka melihat itu, 'oh iya informasi', tapi belum dapat legitimasi kalau dia tidak keluar (sebagai berita) dari media mainstream. Kalaupun keluar dari media mainstream itu hanya mengkonfirmasi, 'oh iya berarti ini official ini', tapi tidak segera dicerna sebagai suatu kebenaran," tambahnya.
Maka dari itu, Mellaz menila perkembangan media digital dalam kaitannya dengan cara kaum milenial memperoleh informasi sebagai satu hal yang perlu dibuat strateginya oleh KPU, guna meningkatkan partisipasi pemilih.
"Karena pada saat itu dia (kaum milenial) konsumsi informasinya lihat gadget. Ini problem perilaku yang suka tidak suka, KPU harus mengunyahnya dengan baik," tandas Mellaz. (GIB)
Baca Juga: Lebih Setengah Juta Orang Hadiri Kampanye Prabowo-Gibran di GBK
pemilu pemilu 2024 pilpres 2024 kpu komisi pemilihan umum pemilih pemula milenial
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...