CARITAU JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan metode sampling Krejcie dan Morgan yang digunakan dalam melakukan proses verifikasi faktual (verfak) partai politik calon peserta pemilu 2024, tidak memberatkan bagi partai pendatang baru atau yang belum memenuhi syarat parliamentary threshold (PT).
Hal itu disampaikan Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik dalam menanggapi keluhan dari sejumlah partai politik (parpol) yang mengaku kesulitan dalam menjalani proses verifikasi faktual dengan metode Krejcie dan Morgan untuk menentukan jumlah sampel anggota.
Baca Juga: Mochammad Afifudin Jadi Plt Ketua KPU Gantikan Hasyim Asy'ari
"Saya pikir tidak benar yang demikian. Sampel ini sangat bergantung pada seberapa banyak jumlah yang diserahkan," kata Idham, kepada wartawan, Senin (14/11/2022).
Idham menjelaskan, keputusan menggunakan metode sampling Krejcie dan Morgan oleh KPU adalah salah satu upaya pembuktian kepada publik sesuai dengan amanah Undang-Undang No 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
Sebab, menurut Idham, dengan menggunakan metode tersebut nantinya bisa diketahui berapa banyak jumlah sampel dari anggota yang akan diverifikasi faktual (Verfak) berdasarkan total jumlah populasi penduduk yang terdata dan berdasarkan jumlah anggota yang diserahkan Parpol kepada KPU.
"Semakin banyak anggota yang diserahkan maka dia akan semakin sedikit sampel yang diverifikasi faktual," imbuh Idham.
Sementara itu, lanjut Idham, pada metode sampling yang digunakan oleh KPU sebelumnya yakni metode Simple Sampling hanya mengambil sample secara acak sebanyak 10 persen dari jumlah anggota yang diserahkan Parpol.
"Dahulu ya, dahulu itu dalam pelaksanaan verfak kalau satu salah, harus diganti 10. Sekarang ketika ada salah, gantinya cukup 1. Misalkan ada satu keanggotaan yang salah, harus diganti 10 kali dulu tuh. Kalau sekarang ketika dia salah maka diganti cukup satu aja," bebernya.
Sementara kata Idham, dengan menggunakan metode Krejcie dan Morgan, semakin banyak data anggota yang diserahkan partai politik (parpol) kepada KPU dalam proses verfak, maka perbandingnya akan semakin sedikit jumlah sampel yang akan diambil untuk dilakukan verifikasi faktual.
"Nanti kita bisa melakukan simulasi antara data yang diserahkan minimal 1000 dengan 2000 itu beda. Jadi yang 2000 lebih sedikit. Itu dalam metode Krejcie dan Morgan," terang Idham.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah Partai Politik mengeluhkan metode Krejcie dan Morgan yang digunakan oleh KPU dalam melakukan verifikasi faktual bagi anggota partai politik sebagai calon peserta pemilu 2024 telah menyulitkan Partai Politik.
Salah satu Partai yang mengeluhkan yakni Partai Perindo. Dalam kesempatanya, Partai yang dipimpin Hari Tanoe itu mempertanyakan teknis penggunaan metode krejcie dan morgan dalam melakukan proses verifikasi faktual untuk parpol peserta Pemilu 2024.
Sekjen Perindo, Ahmad Rofiq mengatakan, dampak penerapan metode krejcie dan morgan langsung dirasakan partainya. Mereka harus bekerja ekstra untuk memastikan Perindo lolos verifikasi faktual.
"Dengan metode yang lama saja semua partai merasa berat. Apalagi yang sekarang," kata Ahmad Rofiq kepada beberapa waktu lalu.
Ahmad mengungkapkan, proses verifikasi faktual pada partai politik pendatang baru atau partai politik yang belum memenuhi Parlementary Threshold (PT) harusnya diperlakukan sama dengan partai yang sudah menduduki kursi parlemen minimal 4%.
"Hari ini semua parpol sama posisinya. Sama-sama akan mengikuti pemilu, sama-sama mencari suara dan kursi. Seharusnya berlaku sama," tandas Ahmad. (GIB)
Baca Juga: Ketua KPU Sampaikan Duka Cita untuk 90 Petugas PPS Meninggal Dunia, Semua Diberi Santunan
kpu metode sampling di verfak pemilu 2024 tak beratkan partai verifikasi faktual
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...