CARITAU JAKARTA – Revan (24), buka nama sebenarnya, seorang pekerja muda di bilangan Setiabudi, Jakarta Pusat, baru saja pulang liburan saat dihubungi via sambungan telepon. Sambil tertawa lepas, ia bercerita, bahwa dirinya dan empat temannya baru pulang ‘healing’ ke Yogyakarta dengan uang hasil judi online.
Revan adalah seorang desainer di sebuah perusahaan. Setiap bulan, ia mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp6 juta. Belum termasuk proyek desain sampingan di luar pekerjaan kantor.
Baca Juga: OJK Pantau Pembayaran Uang Kuliah di ITB Gunakan Pinjol Danacita
Dengan gaya hidupnya di Jakarta, tak jarang ia mengambil pekerjaan desain di luar pekerjaan regulernya. Uang dari pekerjaan sampingan ia gunakan untuk work from cafe, atau sekadar nongkrong menyiasati pekerjaan harian yang menurutnya, kadang tak manusiawi porsinya.
Ia mengaku pendapatannya dari pekerjaan sampingan tersebut fluktuatif, nilainya tak lebih dari Rp3 juta. Ia tak mau serakah mengambil banyak pekerjaan karena khawatir tak bisa diselesaikan.
Dengan pendapatan total mendekati Rp9 juta per bulan, ia mengaku tak bisa menabung banyak untuk jalan-jalan dan kebutuhan tersier lainnya. Namun semua itu berbeda semenjak kenal dengan judi online berjenis judi slot.
Melalui telepon ia bercerita panjang lebar soal kebiasaannya main judi slot kurang lebih setahun belakangan ini. Ia mengaku mendapatkan penghasilan tambahan lewat bermain judi slot, sebab pada dasarnya ia senang memainkan game online.
Dari hasil judi slot, Revan menuturkan, ia bisa berlibur ke beberapa kota tanpa mengganggu penghasilan bulanannya. Seperti liburan ke Yogyakarta beberapa waktu lalu. Revan berlibur selama tiga hari dua malam di Yogyakarta, berkeliling tempat wisata dan kulineran, semua menggunakan uang hasil judi slot.
Sebelum liburan, ia mengaku bermain judi slot sebanyak 4 kali dalam seminggu. Bermodalkan uang Rp300 ribu untuk empat kali bermain, ia beruntung meraup Rp3 juta untuk menutup biaya liburanya selama di Yogyakarta. Uang tersebut ia klaim, cukup untuk sewa kendaraan, akomodasi menginap, hingga beli oleh-oleh.
“Ya, gue pake untuk akomodasi, nginep, kulineran dan oleh-oleh. Lumayan, kan? Enggak perlu ganggu uang bulanan. Modal Rp300 ribu, empat kali main, hasilnya gue simpen untuk liburan,” kata Revan sambil terkekeh.
Ia menganggap, judi online bukanlah masalah besar selama ia tak kecanduan. Revan juga mengklaim tak pernah pasang taruhan lebih dari Rp300 ribu. Dalam setahun ini, ia sudah dua kali liburan dari hasil main judi slot. Meskipun begitu, ia juga merasa, kalau momen menang judi online hanyalah keberuntungan. Hal yang lebih sering terjadi, uang Rp100 - Rp300 ribu yang ia ‘depo’ (deposit) menguap tak jadi apa-apa dan hilang hanya dalam hitungan menit.
Biasanya, jika momen menguap tersebut terjadi, Revan akan rehat beberapa waktu hingga menurutnya keberuntungannya kembali. Ia juga mengklaim, dirinya bukan pemain judi seperti kebanyakan orang, sebab ia tau kapan harus berhenti dan tak pernah memaksakan diri.
“Gue, bukan pemain judi kayak orang kebanyakan. Kemarin mungkin keberuntungan gue bisa dapet banyak dan bisa liburan. Gue enggak memaksakan diri. Kalau udah ‘depo’ dan enggak jadi apa-apa, gue berhenti main sampai gue punya uang untuk main lagi dan hoki gue balik,” tambahnya.
Ia menilai, selama ia tak sampai melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain, judi slot yang dimainkan hanya ia anggap sebagai game online biasa. Jika berhasil, ia anggap itu sebagai bonus.
Berbeda dengan Revan, kisah Indra bersinggungan dengan judi online justru rumit dan menyedihkan. Indra, juga nama samaran, adalah seorang manajer toko dari sebuah jenama fesyen di Bandung, sebelum akhirnya dipecat gara-gara judi online.
Indra adalah kenalan di acara musik beberapa tahun silam. Kami berteman karena sama-sama menggemari musik yang sama. Terakhir kali kami berjumpa pada tahun lalu, Indra masih terlihat gaya, ramah dan menyenangkan seperti biasanya.
Semuanya berubah saat awal tahun 2023 ini. Meskipun tak sering, setidaknya dalam waktu satu bulan sekali, saya dan Indra selalu menyempatkan untuk bertukar kabar perihal musik yang kami gemari.
Pertengahan Januari lalu, di suatu malam Indra mengontak saya melalui WhatsApp. Tak seperti biasanya, ia mengontak saya untuk meminjam sejumlah uang. Nominalnya bikin saya juga sakit kepala, pasalnya ia meminjam Rp6 juta, jumlah yang cukup banyak untuk saya.
Baca juga: Judi Online Bak Monster, Korbannya DPR, Guru hingga Bocah SD (Bag. 1)
Awalnya Indra bilang, ada keperluan mendadak untuk anaknya. Indra sendiri sudah menikah dan memiliki dua anak. Dengan halus, saya coba menjelaskan, jika nominalnya sebesar itu, saya tak punya. Saya menawarkan bantuan sebesar Rp500 ribu, semampu saya. Ia pun menolak sambil meminta maaf, karena telah merepotkan dan mungkin jumlahnya jauh dari yang ia butuhkan.
Beberapa hari kemudian, ia kembali mengontak saya dan menjelaskan, jika pinjaman tersebut ia perlukan karena ia dikejar-kejar penagih utang dari pinjol alias pinjaman online. Tapi, ia menutup pembicaraan dengan menjelaskan, kalau urusannya pun telah selesai.
Tiga bulan berselang, saya dikabari seorang teman lainnya, kalau Indra diberhentikan dari tempat kerjanya. Kabarnya sumir, banyak versi, tapi benang merahnya satu, Indra diberhentikan karena ia tersandung urusan judi online. Saya kemudian mencoba mengkonfirmasi, namun ia tak pernah membalas pesan yang saya kirim selama beberapa minggu.
Sejak saat itu, hanya pada bulan Mei ia mengabari pada saya, jika kondisinya baik-baik saja. Ia tengah menepi ke luar Bandung, sambil memikirkan cara menyelesaikan masalahnya yang cukup berat. Kehilangan pekerjaan, utang setumpuk, dan terpaksa harus berpisah dengan anak istrinya.
Pada akhir pekan lalu, saya menghubunginya, meminta kesediaannya untuk berbagi cerita soal judi online yang mengubah hidupnya hingga seperti sekarang. Meski awalnya tak mau, ia akhirnya bersedia dengan catatan tak mencantumkan nama asli, keluarga dan tempat pekerjaannya.
Indra bercerita, jika masalah yang dihadapi bukan hanya judi online saja. Pasalnya, ia harus berurusan dengan tiga pinjol sekaligus akibat judi slot.
Secara pekerjaan, sebetulnya Indra terbilang cukup. Menjadi seorang manajer toko brand fesyen di Bandung, gaji yang terima lebih dari UMK Kota Bandung. Belum lagi bonus dari omzet penjualan bulanan. Pendapatannya mendekati standar pegawai kantoran di Jakarta.
Indra mengenal judi dari teman-temannya di tongkrongan. Menurutnya, teman-temannya lebih dulu menjalankan ‘hobi’ menggandakan uang lewat judi slot. Deposit Rp20 ribu menjadi Rp300 ribu dalam waktu singkat ternyata membuat Indra tergoda.
“Semuanya berawal dari iseng, sih. Karena penasaran, dan sepertinya ‘uang gampang’, saya akhirnya download. Saya tanya-tanya, gimana cara deposit,” kata Indra.
Ia mulai main judi slot melalui handphone pada pertengahan tahun 2022 lalu. Alasannya, praktis dan mudah daripada di laptop. Ia mulai deposit dari besaran Rp25 ribu sampai Rp100 ribu paling besar, kecil-kecilan, klaimnya.
“Mulai depo dari Rp25 ribu sampai Rp100 ribu, kecil-kecilan saja. Tapi dari situ bisa dapat Rp 300 ribu sampai Rp500 ribu,” ungkap Indra.
Sialnya, Indra mulai kecanduan. Hasil 'kecil-kecilan’, ia putarkan kembali untuk deposit. Frekuensinya bermain judi online meningkat. Berawal dari iseng, Indra makin serius dengan kebiasaannya.
Sama seperti Revan, Indra berkilah kegemarannya berjudi kala itu masih terkontrol. Namun belakangan, ia mengakui, penyangkalan tersebut yang membuat hidupnya tak baik-baik saja seperti sekarang.
“Saya denial, dari deposit ratusan ribu bisa menang jutaan, saya enggak bisa kontrol diri pada akhirnya,” tambahnya.
Ia mengklaim dalam waktu dua bulan ia bermain judi slot, ia berhasil meraup Rp22 juta. Perlahan jumlah depositnya meningkat, dari Rp100 ribu naik hingga Rp1 juta. Ia pun kalap.
Ia merasa kehidupannya berantakan saat mulai melibatkan uang gajinya untuk deposit. Gaji yang tadinya cukup untuk kehidupan sehari-hari, porsinya mulai berkurang karena ia pakai untuk depo. Istrinya mulai komplain, karena kebutuhan domestik rumah tangganya mulai terganggu.
Dihadapkan dengan situasi tersebut, tidak lalu membuat Indra berhenti. Ia justru mencari cara agar hobinya berjudi dengan kebutuhan sehari-hari tidak bentrok. Sayangnya, jalan yang ia pilih justru dengan mencairkan limit pinjol untuk deposit, atau yang dikenal dengan ‘gestun’ (gesek tunai).
“Saya mulai ambil uang dari pinjol dengan cara gestun. Saya cairkan Rp5 Juta, dan saya pakai untuk depo di-split untuk beberapa kali main,” tuturnya.
Ia mengakui apa yang ia lakukan itu hal yang bodoh. Sialnya, uang pinjol tersebut hilang tak bersisa dalam hitungan jam. Tak kapok, ia kembali mengambil pinjaman online lainnya. Tak tanggung, ia berhutang pada tiga pinjol sekaligus. Alasannya klise, untuk menutupi cicilan dan mencoba peruntungannya lagi agar bisa memutar uangnya.
Total, pinjaman Indra di tiga pinjol mencapai Rp15 juta dengan masing-masing dicicil dalam termin 12 bulan. Setiap bulannya ia harus menyisihkan kurang lebih Rp1.650.000 untuk membayar cicilan tiga pinjol tersebut.
Begitu keuangannya makin terganggu, Indra kembali memutar cara untuk menutupi pengeluarannya tersebut. Dalam kondisi panik, ia kembali memilih jalan pintas yang lagi-lagi merugikan dirinya. Ia menggelapkan sejumlah barang di tokonya untuk ia jual kembali guna menutupi cicilannya tersebut yang berujung dengan pemecatan.
Tak sampai di situ, usai dipecat, ia harus menerima kenyataan pahit ditinggal anak dan istrinya yang memutuskan untuk bercerai. Istrinya merasa tak kuat lagi hidup bersama Indra dan kebiasaan buruknya berjudi. Belum lagi tekanan keluarga dan teror debt collector. Ia pun merasa kapok dan tak ingin mengulanginya lagi. Ia merasa sudah terlalu banyak kehilangan dalam hidupnya dan akhirnya memutuskan menepi ke luar Bandung.
“Saya kapok, terlalu banyak kehilangan dalam hidup saya. Saya sudah tak punya apa-apa. Sekarang saya sedang berusaha menyelesaikan masalah ini,” tutup Indra.
Apa yang dialami Revan dan Indra bagaikan bumi dan langit. Keduanya sama-sama main judi online, tapi berbeda nasib. Revan untuk sementara berhasil mengontrol nafsunya, sementara Indra tidak atau dengan kata lain sudah kecanduan.
Akibatnya, kesehatan mental Indra terganggu. Ya, judi dan kesehatan mental ternyata dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seorang yang kecanduan berjudi akan mengalami gangguan psikologis dan sosial. Selain merugikan diri sendiri, judi juga merugikan orang lain.
Dilansir dari artikel Psychiatry.org dalam artikelnya yang berjudul, What is Gambling Disorder?, kecanduan berjudi dapat membuat seseorang mengalami dorongan yang tidak terkendali untuk terus melakukannya secara berulang.
Seseorang yang kecanduan judi bersedia mempertaruhkan segala sesuatu yang dimilikinya dengan harapan mendapatkan keuntungan yang besar.
Dampak dari kecanduan judi ini, salah satunya mengorbankan segala sesuatu yang dimiliki, bahkan tidak segan untuk menumpuk utang. Masalah tersebut tak hanya berpengaruh pada masalah finansial saja, melainkan juga pada kesehatan mental.
Hal tersebut bisa disebut dengan gambling disorder yaitu seseorang yang mengalami kondisi ingin terus-menerus melakukan judi. Gangguan ini sangat berbahaya jika terus dibiarkan karena pecandu judi akan memanfaatkan berbagai macam cara agar bisa bermain judi.
Untuk mendiagnosis kecanduan judi ini, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition merangkum beberapa perilaku yang ditampilkan seseorang dengan setidaknya mengalami beberapa hal berikut selama 12 bulan terakhir:
Kecanduan judi, seperti dilansir dari Halodoc, menjadi masalah ketika tidak dapat dikendalikan dan mengganggu finansial, pekerjaan, dan kesehatan mental. Penjudi mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah di masa mendatang.
Seiring berjalannya waktu, kecanduan judi online ini dapat menyebabkan perubahan perilaku. Hal ini dapat dilihat mulai dari mengalami masa pensiun yang traumatis, stres terkait pekerjaan, serta adanya pergolakan emosional seperti depresi atau kecemasan berlebihan.
Selain itu, pemicu lain dapat terlihat dari beberapa pejudi yang mungkin juga memiliki masalah dengan alkohol atau penggunaan obat-obatan terlarang.
Meskipun tidak ada cara yang ampuh untuk mencegah masalah kecanduan judi online ini, terdapat banyak program-program yang dikembangkan oleh pemerintah dan LSM untuk membantu individu dan kelompok yang berisiko tinggi.
Jadi, mulailah mempertimbangkan untuk menghindari atau berhenti main judi online atau judi dalam bentuk apapun. Jauhi para pejudi dan lingkungan perjudian. Segera konsultasi psikolog begitu muncul tanda awal kecanduan, guna mencegah dampak perjudian menjadi lebih buruk.(IRFAN NASUTION)
Baca Juga: Judi Online Bak Monster, Korbannya DPR, Guru hingga Bocah SD (Bag. 1)
eye2ge
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...