CARITAU MAKASSAR - Penyidik Kejati Sulsel sudah menetapkan menaikkan kasus dugaan korupsi penambangan pasir laut besar-besaran di Kabupaten Takalar tahun 2020 untuk penimbunan Makassar New Port ke tahap penyidikan. 

Kasipenkum Kejati Sulsel, Soetarmi membenarkan status penyidikan kasus dugaan korupsi penambangan pasir di Takalar tahun 2020 itu. 

"Penanganan kasusnya sudah naik ke penyidikan, itu per tanggal 30 Maret 2022," ungkap Soetarmi saat dikonfirmasi awak media, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga: Tim Tabur Kejati Sulsel Tangkap Buron Kasus Penipuan Proyek Tambang Senilai Rp445 Juta

Menurut Soetarmi, Kejati Sulsel meyakini kasus ini ada kecurangan sehingga ke depan sejumlah pihak, termasuk BUMN selaku pengguna anggaran jug akan dijadwalkan untuk diperiksa.

Usai menemukan dua alat bukti awal yang cukup. Perkara tersebut kemudian diakuinya dinaikkan ke penyidikan, pihak Kejati kembali mengagendakan pemeriksaan. 
 

Merujuk dari berbagai informasi yang dhimpun, kasus ini diusut lantaran adanya dugaan potensi kerugian negara sebesar Rp13,5 miliar dalam penetapan harga jual tambang pasir laut di wilayah Takalar tahun 2020.

Diduga, harga tambang pasir laut dijual Rp7.500 per kubik dari harga jual yang ditetapkan dalam peraturan sebesar Rp10.000 per kubik. Turunnya nilai harga jual tambang pasir didasari oleh adanya penawaran yang dilakukan pihak penambang.

Tawaran pihak penambang kemudian direspon dengan rapat bersama sejumlah pejabat Pemkab Takalar. Tawaran pengurangan harga itu kemudian disetujui dan disepakati melalui berita acara.
 

Belakangan, masalah lain muncul lantaran penetapan pengurangan harga jual tambang pasir laut tersebut, disinyalir tidak memiliki dasar regulasi yang kuat. 

Kebijakan itu dianggap oleh aparat penegak hukum sebagai langkah yang berpotensi merugikan keuangan negara yang cukup besar. (KEK)

Baca Juga: Sekwan DPRD Takalar Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Tambang Pasir Laut