CARITAU FUKUSHIMA - Operator pembangkit listrik tenaga nuklir yang lumpuh di Jepang, Fukushima Daiichi, pada hari Rabu (28/2/2024) memulai pelepasan keempat kalinya limbag air radioaktif yang telah diolah ke laut.
Hal tersebut akan menjadi pembuangan terakhir untuk tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret.
Baca Juga: Diduga Terlantarkan Bayi hingga Meninggal, Seorang WNI di Jepang Ditangkap
Seperti pada pembuangan-pembuangan sebelumnya, Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) membuang sebanyak 7.800 ton air olahan tersebut selama sekitar 17 hari. Pembuangan tersebut dilakukan usai dipastikan tingkat radioaktivitas dari kumpulan air terbaru memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan perusahaan tersebut.
Sementara itu, China adalah negara yang dengan tegas menentang pelepasan limbah tersebut, telah melarang impor makanan laut Jepang sejak pembuangan air radioaktif pertama pada akhir Agustus.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan pada Rabu bahwa Beijing “dengan tegas menentang” pembuangan limbah ke laut dan meminta Tokyo untuk menghentikan pelanggaran tersebut.
“Jepang perlu menanggapi kekhawatiran domestik dan internasional secara serius dan menanganinya dengan baik dengan sikap yang bertanggung jawab dan konstruktif,” kata Mao, dikutip dari laporan Antara, Kamis (29/2/2024).
Ia juga menyerukan pembentukan pengaturan pemantauan internasional jangka panjang yang independen dan efektif dengan partisipasi besar dari negara-negara tetangga.
Kedua negara tersebut telah terlibat dalam diskusi informal untuk menyelesaikan masalah pembuangan air radioaktif yang telah diolah, namun tidak ada kemajuan berarti yang dicapai.
Tidak ada tingkat tritium abnormal yang terdeteksi di perairan terdekat dari tiga pembuangan sebelumnya, menurut TEPCO.
Mulai tahap ini, operator akan meninggalkan langkah menyimpan sementara air yang telah diolah dalam tangki besar untuk memeriksa kadar tritium sebelum dibuang. Operator akan memeriksa level tritium melalui air yang mengalir melalui pipa, seperti yang terjadi pada tiga putaran terakhir.
Perusahaan tersebut dan pemerintah Jepang berpendapat bahwa pelepasan air sangat penting untuk menonaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklir, yang mengalami kerusakan inti setelah gempa bumi besar dan tsunami pada tahun 2011.
Dengan air yang terkontaminasi terus terakumulasi dalam proses pendinginan bahan bakar yang meleleh, TEPCO memutuskan untuk melepaskan 31.200 ton air yang diolah dalam empat putaran pada tahun fiskal ini, dengan putaran pertama dimulai pada tanggal 24 Agustus. Pelepasan air diperkirakan akan berlangsung selama sekitar 30 tahun.
Air tersebut disimpan dalam tangki-tangki yang didirikan di lokasi setelah melalui sistem pemrosesan cair yang menghilangkan sebagian besar radionuklida kecuali tritium.
Air yang diproses telah diencerkan dengan air laut hingga 1/40 dari konsentrasi yang diizinkan menurut standar keselamatan Jepang sebelum dialirkan melalui terowongan bawah air satu kilometer dari pembangkit listrik.
Pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia secara rutin melepaskan air olahan yang mengandung tritium dengan konsentrasi rendah, yang dianggap kurang berbahaya dibandingkan bahan radioaktif lainnya, dan radionuklida lainnya ke lingkungan sebagai bagian dari operasi normal, menurut Badan Energi Atom Internasional. (IRN)
Baca Juga: BTS hingga Twice Bawa Pulang Penghargaan di MAMA Awards 2023 Hari Pertama
jepang pelepasan air limbah Reaktor Fukushima limbah nuklir Tokyo Electric Power Company
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...