CARITAU BEIJING - China menegaskan enggan mengikuti tawaran Jepang untuk bergabung dengan kelompok ahli yang memonitor pembuangan air limbah nuklir Fukushima. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
"Kami telah mengkomunikasikan keprihatinan kami kepada Jepang berdasarkan basis ilmu pengetahuan dan fakta dan telah melibatkan Jepang secara bilateral dan multilateral untuk berulang kali menyatakan pandangan dan keprihatinan lembaga-lembaga profesional China," kata Wang Wenbin kepada media di Beijing, Kamis (31/8/2023) waktu setempat.
Baca Juga: Staf Kedutaan Israel di Beijing Ditusuk Orang Tak Dikenal
Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengundang China untuk bergabung dalam kelompok para ahli yang memonitor pembuangan air limbah nuklir Fukushima, menyusul larangan impor produk laut yang diberlakukan oleh Beijing kepada Tokyo.
PM Kishida mengatakan Jepang akan terus melakukan advokasi kepada China agar para ahli dari kedua negara terlibat dalam diskusi komprehensif berdasarkan bukti ilmiah.
"Selain itu, China dan Rusia menyampaikan tiga daftar pertanyaan teknis bersama kepada Jepang untuk meminta klarifikasi mengenai rencana pembuangan limbah ke laut. Jepang telah gagal memberikan jawaban yang tulus dan mengatasi kekhawatiran kami," ungkap Wang Wenbin, dikutip dari laporan Antara Jumat (1/8/2023).
Bahkan Jepang, menurut Wang Wenbin, telah membuat tuduhan tidak berdasar mengenai negara-negara tetangganya padahal kekhawatiran itu disebut sah-sah saja.
"Jepang akhirnya membuang air yang terkontaminasi nuklir ke laut. Ini bukanlah sikap atau pendekatan yang tepat untuk menyelesaikan masalah," kata Wang Wenbin.
Wang pun menegaskan China meminta Jepang menghentikan pembuangan limbah terkontaminasi nuklir ke laut.
"Izinkan saya menekankan bahwa jika Jepang benar-benar tulus dalam hal ini, maka Jepang harus segera menghentikan pembuangan limbah ke laut dan melakukan komunikasi penuh dengan semua pemangku kepentingan, termasuk negara tetangganya soal semua hal relevan untuk mengatasi kekhawatiran negara tetangga dan masyarakat internasional," tegas Wang.
Di tengah gugatan yang dihadapi Jepang, PM Kishida menekankan komitmen pemerintahnya untuk mencegah kerusakan pada sektor perikanan negara akibat pelepasan limbah nuklir itu.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Jepang akan menggunakan saluran diplomatik untuk mendesak China segera mencabut penangguhan semua impor makanan laut dari Tokyo.
Pada saat yang sama, kata Kishida, Pemerintah Jepang akan mendorong upaya di dalam negeri untuk meningkatkan konsumsi makanan laut sebagai bagian dari usaha menjaga industri perikanan.
Jepang mulai membuang air limbah nuklir dari PLTN Fukushima pada 24 Agustus 2023.
Pada tahap pertama, operator Tokyo Electric Power Company (TEPCO) akan mengencerkan sekitar 7.800 ton air olahan dengan air laut, dan air encer tersebut akan dikeluarkan selama 17 hari berturut-turut.
TEPCO telah mengisi fasilitas, yang disebut poros pembuangan vertikal, dengan air yang telah diolah dan diencerkan. Setiap ton air yang diolah dicampur dengan sekitar 1.200 ton air laut.
Terdapat sekitar 1,3 juta ton air olahan di kompleks TEPCO. Operator kehabisan kapasitas penyimpanan sehingga memaksa Jepang membuang air tersebut ke laut. (IRN)
Baca Juga: Korut Kecam IAEA yang Minta Negaranya Hentikan Program Nuklir
Pembuangan Limbah Radioaktif Reaktor Fukushima nuklir jepang Tokyo Electric Power Company Badan Tenaga Atom Internasional china
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...