CARITAU NARA – Penembakan terhadap mantan Perdana Menteri Shinzo Abe (67) merupakan pembunuhan pertama pejabat Jepang sejak era militerisme tahun 1930-an.
Sebelum Abe dinyatakan meninggal dunia, Perdana Menteri Fumio Kishida menyatakan sangat mengutuk penembakan tersebut.
Baca Juga: Adik Kim Jong-un Sambut Niat Jepang Buka Hubungan Lebih Baik Antar Kedua Negara
"Serangan ini adalah tindakan brutal yang terjadi selama pemilihan -dasar dari demokrasi kita- dan benar-benar tidak dapat dimaafkan," kata Kishida sambil menahan amarah.
Shinzo Abe ditembak seorang lelaki dari belakang menggunakan senjata rakitan sendiri, saat pemimpin terlama di Jepang itu berpidato untuk kampanye pemilihan parlemen di wilayah bagian barat kota Nara.
Rakyat Jepang dan para pemimpin dunia, seperti dirilis Reuters via Antara juga terkejut atas insiden penembakan terhadap Shinzo Abe di negara yang dikenal jarang terjadi kekerasan politik serta ketatnya kontrol senjata.
Setelah ditembak Abe langsung di bawa ke RS tersebut dan sempat mendapatkan perawatan di ruang gawat darurat. Kondisinya sudah tidak sadarkan diri sejak mendapat pertolongan darurat di lokasi kejadian.
Shinzo Abe menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Universitas Nara dikonfirmasi pejabat senior Partai Demokrat Liberal (LDP).
Abe ditembak oleh seorang pria berusia 41 tahun yang merupakan bekas anggota Pasukan Bela Diri Jepang. (HAP)
Baca Juga: Otoritas Jepang Sebut Korban Tewas Gempa Capai 200 orang, 28 Ribu Masih di Penampungan
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...