CARITAU MAKASSAR – Bagi masyarakat Antang, Kelurahan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), nama I Nene Lo'mo Ri Antang sangat akrab di telinga. Beliau Sufi dari Aceh yang menyebarkan agama Islam di Wilayah Antang pada abad 16 Masehi.
I Nene Lo'mo Ri Antang diyakini yang mewarisi nama Antang di Kota Makassar. Hal itu dibenarkan Penjaga Makam Nene Lo'mo Ri Antang, Daeng Beta.
"Beliau adalah perintis daerah ini. Makanya dikenal dengan I Lo'mo Ri Antang. Beliau adalah seorang sufi dan penyiar islam," ungkapnya dalam bahasa Makassar saat ditemui Caritau.com.
Baca Juga: Mendag Pantau Harga dan Ketersedian Bahan Pokok di Pasar Klender
Saat datang di Tanah Antang, kata Daeng Beta, Nene Lo'mo Ri Antang berpesan bahwa dirinya bukan seorang bangsawan melainkan seorang datuk (sufi) yang berarti gelar untuk seorang tokoh agama dari Aceh.
"Datuk berarti bukan dari Sulawesi akan tetapi beliau berasal dari Aceh," jelasnya.
Nene Lo'mo awalnya menyebarkan Islam di Bungung Lompoa atau orang biasa menyebutnya Sumur Tua terletak di sebuah lorong kecil di Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bungung Lompoa ini sudah berumur 100 tahun lebih.
Di mana dulunya, orang-orang di tempat ini masih menganut kepeceryaan animisme dan kesusahan mendapatkan air (kekeringan). Nene Lo'mo pun datang ke tempat ini kemudian menancapkan tongkatnya hingga berbentuk sebuah sumur kecil yang dalam tak cukup satu meter.
Semasa menyebarkan agama Islam, Nene Lo'mo Ri Antang hanya mewariskan pesan (Pappasang) yakni tradisi yang diadakan di Balla Lompoa yang dinamakan pembacaan.
"Di mana saat pembacaan tersebut diadakan dan dilantunkan oleh banyak orang terdengar begitu ramai. Saat melantunkan bacaan itu di waktu "Tujuh Pammumbana Bulanga Siagang Tujuh Pammatena Bulanga'. Bacaan itu juga dilakukan pada bulan Zulhijjah atau bulan haji tiga hari berturut-turut yaitu pada hari Tasyirq 11,12,13 Dzulhijjah," ungkapnya lagi.
Kata dia, Penyebaran agama Islam Nene Lo'mo Ri Antang diwariskan turun temurun yang dinamakan Kitta Ati (kitab hati) yang dibacakan di waktu-waktu tertentu.
Selain itu, I Lomo Ri Antang mewariskan adat dan tradisi yang diadakan pula pada bulan-bulan tertentu.
"Ada juga tradisi yang diwariskan beliau yang dinamakan 'A'kaddo Salapang Bangina' dan 'Atumpi' 'Songka Tujua Rupanna' yang diadakan setiap tahun. Setelah tradisi itu dibuat. Maka makanan dalam tradisi itu dibawa ke Pocci Buttaya atau dikenal dengan Balla Lompoa. Dalam tradisi ini berbagai makanan khas Bugis-Makassar disajikan yang terbuat dari kue merah biasa disebut Tumpi," jelasnya.
Sebenarnya ada empat tempat yang jadi titik tradisi namun sayangnya ketiga tempat itu kini telah dibanguni rumah di atasnya.
"Jadi kami hanya menyimpan 'Bilang (tumpi berukuran kecil) di sekitaran tempat yang seharusnya jadi titik utama tradisi. Tradisi ini kami tetap jaga dan laksanakan setiap tahun yang diwariskan oleh Nene Lomo Ri Antang," jelasnya.
Meskipun begitu, kata dia, tradisi itu kini mulai redup dilakukan. Ia juga tak tahu pasti penyebabnya.
"Mungkin sekarang orang-orang sekarang sudah banyak yang mengesampingkan tradisi yang diwariskan oleh leluhur . Hanya kami yang masih memegang teguh adat dan tradisi dan tetap menjaga serta melaksanakannya," bebernya.
Sementara itu, keturunan Ketujuh Nene Lo'mo Ri Antang, Hj Salamang mengaku tradisi itu memang sudah diwariskan kepadanya.
Ia pernah dibawa mimpi oleh kakeknya itu dan mengatakan 'Suatu saat saya akan datang kembali untuk menegakkan dan mengembalikan ada istiadat'.
"Saat itu Lomo Ri Antang berpesan ' hanya keturunan saya yang akan beruntung yang dapat mengenali dan bertemu denganku. Yakni hanya orang-orang yang masih menjaga tradisi," tandasnya. (KEK)
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok Alami Penurunan
budaya islam bulan ramadhan nene lo'mo ri antang penyebaran agama islam di makassar sejarah islam di makassar
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024