CARITAU JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, Zaki Mubarak menyoal sindiran Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi.
Adapun sindiran terkait pembangunan food estate (lumbung pangan), disinyalir merupakan buntut kemarahan PDIP atas putusan Partai Golkar dan PAN bergabung ke dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Baca Juga: Kampanye Anies Baswedan di Tulungagung
Proyek food estate itu saat ini di kepalai Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Nasdem) yang dipercaya menjadi leading sector. Dalam proyek itu presiden juga menugasi Kementerian Pertahanan, di bawah kendali Prabowo Subianto memback-up dan fokus mengurusi lahan singkong.
PDIP menyebut proyek itu dianggap gagal lantaran menghabiskan anggaran negara dan juga hutan yang merupakan sumber dari kehidupan masyarakat.
Adapun narasi negatif itu ditenggarai sengaja dibangun buntut melesatnya angka elektabilitas Prabowo Subianto dan Partai Gerindra pasca masuknya Golkar dan PAN ke KKIR.
Tak hanya mendapat dukungan dari Golkar dan PAN dalam melaju sebagai Bacapres, Prabowo juga disinyalir mendapatkan dukungan dan restu dari Presiden Jokowi. Lantas, hal ini pun yang ditenggarai telah membuat PDIP geram kemudian melancarkan serangan.
Zaki menilai, serangan kritik yang dilakukan oleh PDI Perjuangan merupakan hal yang wajar lantaran cukup khawatir elektabilitas Prabowo semakin melesat menggungguli Ganjar Pranowo.
Ia mengatakan, kritik yang dilontarkan merupakan upaya strategi dari PDIP untuk menjatuhkan Prabowo dan juga Presiden Jokowi. Sebab kedua nama tersebut adalah sosok yang bertanggung jawab dalam pembangunan proyek lumbung pangan (food estate) di sejumlah daerah.
"Wajar, PDIP melakukan attack. Serangan itu, terkait food estate yang merusak lingkungan, sebenarnya ditujukan ke jokowi, bukan prabowo Sebab, dibalik project itu adalah jokowi," kata Zaki kepada caritau.com, Selasa (22/08/2023).
"PDIP tahu dibalik manuver Golkar dan PAN ada peran 'Pak Lurah'. Jadi marahnya dengan Pak Lurah, makanya diangkatlah kasus program food estate yang berantakan itu. Jika Jokowi makin renggang dan bermain sendiri, maka serangan PDIP pastinya makin kencang. Kita tunggu aja episode berikut nya," sambungnya.
Selain itu, Zaki menilai, serangan yang dilakukan PDIP merupakan bentuk kemarahan terhadap Presiden Jokowi lantaran semakin terbuka mendukung Prabowo Subianto menjadi Bacapres 2024. Semestinya, selaku kader partai Presiden Jokowi mengikuti perintah dan arahan Megawati Soekarnoputri yang telah mengusung Ganjar Pranowo menjadi Bacapres 2024.
"Intinya PDIP merasa gerah dengan sikap politik Jokowi yang semakin terang telah mendukung Prabowo. Dimata PDIP, sikap Jokowi sangat menyakitkan sebab sampai hari ini dia masih kader PDIP. Baiknya, Pak Jokowi terbuka saja mundur dari PDI-P supaya tidak dianggap berdiri dua kaki," ungkap Zaki.
Disisi lain, menurutnya, sikap PDIP yang menyerang Presiden Jokowi dan Prabowo dalam program Food Estate itu adalah buntut kekecewaan lantaran Jokowi ditengarai bermain dua kaki yakni mendukung Prabowo dibalik layar dan mengusung Ganjar didepan layar.
Dia mengatakan, bahwa serangan isu yang dibangun oleh PDI Perjuangan bukan merupakan bentuk kepanikan melainkan peringatan keras kepada Presiden Joko Widodo lantaran terlampau jauh cawe-cawe tanpa ikut memperhatikan arahan partai.
Disisi lain, sikap yang dilakukan Presiden Jokowi yang diam-diam meng-endorse Prabowo adalah bentuk kekecewaan dirinya terhadap Megawati Soekarnoputri karena dalam beberapa agenda PDIP selalu direndahkan harkat martabatnya.
"Bukan panik, tapi PDI-P lewat Hasto memberi peringatan keras dengan kritik tajamnya itu. Pasti dengan sepengetahuan bu Mega. PDI-P merasa sudah dua periode menjaga Jokowi, tapi merasa telah di 'Kadali'. PDI-P sebaiknya juga introspeksi diri. Cara memperlakukan Jokowi sebagai presiden sangat merendahkan, tidak patut," ujar Zaki.
Zaki menambahkan, isu pelanggaran HAM dan food estate merupakan salah satu senjata dari PDI Perjungan untuk menjatuhkan lawan politik seperti Prabowo dan Gerindra dengan harapan mendapatkan efek ekor jas menaiknya penilaian elektabilitas Ganjar menuju Pilpres 2024.
"Betul PDI-P harus lebih all out dalam rangka untuk meningkatkan rating Ganjar. Beri Ganjar kewenangan yg lebih besar dan keleluasaan bergerak. Mbak Puan jangan terlalu dominan. Kesan publik, Ganjar menjadi subordinatnya Puan, itu sangat tidak bagus," tandas Zaki. (GIB/DID)
food estate presiden jokowi prabowo subianto cawe-cawe politik pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...