CARITAU JAKARTA - Pengamat Politik Citra Institute, Efriza menilai, dukungan publik terhadap Erick Thohir untuk maju sebagai bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024 cenderung menyusut. Terlebih Erick Thohir merupakan salah satu tokoh yang berasal dari non partai.
Menurut Efriza, hal itu membuat Erick sulit mendapat dukungan mengingat polarisasi mengejar tampuk kekuasaan di Indonesia masih erat dengan kekuatan mesin partai. Disisi lain, kelompok agamis dinilai belum cukup mendulang suara Erick untuk maju sebagai kandidat cawapres 2024.
Baca Juga: Erick Thohir: Maarten Paes Baru Bisa Perkuat Timnas Indonesia pada Bulan Juni
"Dukungan kepada Erick cenderung menyusut sebagai cawapres, karena ia tanpa partai politik. Dukungan NU kuat kepada dirinya tapi tidak dari PKB," kata Efriza kepada Caritau.com, Sabtu (21/1/2023).
Dirinya melihat, merosotnya tingkat elektabilitas Erik Tohir dalam mencalonkan diri menjadi cawapres 2024 disebabkan partai besar telah memiliki calon kuat dari elit partainya sendiri. Hal tersebutlah yang dinilai menjadi salah satu alasan partai politik belum yakin untuk mendeklarasikan Erick di Pemilu 2024.
"Partai-partai lain juga punya calon kuat dari elite partainya. Dan, partai-partai lain juga turut memperhitungkan sulitnya Erick Thohir dengan elektabilitas yang tidak tinggi," tutur Efriza.
"Apalagi Erick Thohir juga setengah hati untuk mendekati partai-partai lain guna mencari dukungan agar dia menjadi Cawapres," sambungnya.
Selain elektabilitas yang kian merosot, Menurut Efriza, sosok Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dalam menjalankan tugas menjadi pembantu Presiden dinilai publik tidak memiliki gebrakan yang mencolok.
Hal itulah yang menyebabkan, Erick Thohir dalam konstelasi politik menjelang pemilu ini sadar diri untuk tidak mengedepankan hasrat politiknya untuk maju sebagai awapres 2024.
"Kinerja (Erick Thohir) menjalankan tugas sebagai menteri juga dinilai tidak memperoleh apresiasi mencolok dari masyarakat," tegas Efriza.
Ditengah situasi dukungan dari publik yang kurang signifikan terhadap dirinya untuk maju sebagai cawapres 2024, Erick Thohir telah membuat kejutan baru bagi publik. Erick dengan mantap menyatakan siap maju sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) dengan ditandai kedatangan dirinya beserta rombongan ke kantor pusat PSSI di bilangan Senayan, Jakarta Selatan.
Keputusan Erick untuk mencalonkan diri sebagai Ketum PSSI, menurut Efriza lebih baik dari pada memaksakan kehendak hasrat politiknya untuk tetap maju menjadi Cawapres 2024.
Efriza menilai, Erick Thohir telah memiliki hitungan matematis terhadap kondisi elektabilitasnya jika memaksakan kehendak maju sebagai Cawapres. Menurut Efriza, keputusan Erick maju menjadi Ketum PSSI adalah sebagai bentuk representasi pengunduran diri dari para pihak yang berobsesi memajukan namanya sebagai cawapres 2024.
Disisi lain, Efriza menambahkan, jika nantinya Erick terpilih menjadi Ketum PSSI kemudian juga tetap meloncat menjadi cawapres, maka justru akan menambah persoalan baru bagi Erick yang berdampak makin merosotnya elektabilitas suara dirinya sebagai cawapres 2024.
"Andai pun, ia diperhitungkan cawapres, ia turut mempelajari bahwa nantinya dorongan publik malah makkn kecewa sama dia jika maju calon ketua umum PSSI dianggap batu loncatan dan masyarakat kecewa karena dirinya plin-plan dalam bersikap, bahkan jika dianggap nyalon Ketua Umum PSSI bak leluconan saja," tandas Efriza. (GIB)
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...