CARITAU NEW YORK – Dolar Amerika Serikat (AS) turun tipis terhadap sejumlah mata uang utama dunia pada akhir perdagangan Selasa (22/3/2022) atau Rabu pagi WIB. Rencana bank sentral AS atau The Fed terkait suku bunga sempat memicu penguatan dolar AS, namun kini memudar.
Greenback mencapai persentase kenaikan satu hari terbesar sejak 10 Maret pada Senin (21/3), karena Ketua The Fed jerome Powell membuka pintu untuk menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada pertemuan kebijakan mendatang untuk memerangi inflasi.
Baca Juga: Capai Level Terendah di Mei, Dolar AS Tertekan Kebangkitan Euro
Pejabat Fed lainnya mengatakan, risiko utama bagi perekonomian adalah memburuknya inflasi yang sudah tinggi karena harga minyak naik akibat konflik di Ukraina dan gangguan dalam rantai pasokan dari penanggulangan COVID-19 China.
Para pedagang memperkirakan peluang 61,6% untuk kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin pada pertemuan Fed Mei, menurut Alat FedWatch CME, naik sedikit dari 50% seminggu yang lalu.
Setelah komentar Powell, Goldman Sachs sekarang mengantisipasi bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan Mei dan Juni.
Investor berada dalam suasana risk-on (pengambilan risiko) karena saham-saham AS naik dan mengurangi daya tarik mata uang safe-haven greenback, dengan ekuitas mendapatkan dorongan, sebagian, dari saham-saham bank di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Fed.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,06%.
Yen melanjutkan pelemahannya baru-baru ini karena bank sentral Jepang (BoJ) memperbarui sikapnya untuk menjaga kebijakan moneter ultra-longgarnya tetap utuh.
Yen mencapai level terendah baru enam tahun di 121,03 dan terakhir melemah 1,05% versus greenback di 120,72 per dolar.
Euro naik 0,13% menjadi 1,1028 per dolar. Mata uang tunggal telah melemah selama sebulan terakhir karena konflik di Ukraina telah meningkat, yang menyebabkan kenaikan harga-harga energi.
Pada Senin (21/3), Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan Fed dan ECB akan bergerak tidak sinkron, karena perang di Ukraina memiliki dampak yang sangat berbeda pada ekonomi masing-masing.
Tetapi pembuat kebijakan ECB, Francois Villeroy de Galhau mengatakan pada Selasa (22/3) bahwa bank sentral perlu melihat melampaui perubahan jangka pendek dalam harga-harga energi dan fokus pada tren inflasi yang mendasarinya.
Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,326 dolar, naik 0,72% hari ini.
Di pasar mata uang kripto, bitcoin terakhir naik 3,67% menjadi 42.662,37 dolar AS. Ethereum terakhir naik 3,59% menjadi 3.014,26 dolar AS. (IRW)
Baca Juga: Sentimen Membaik, Simak Prediksi Laju Rupiah Hari Ini
dolar as merosot pasar uang pernyataan the fed soal suku bunga memudar valuta asing
Panglima Dozer Pimpin Konsolidasi Tim Dozer Pangke...
Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Barang Ilegal Sen...
Perintah AHY, Andi Alfian Mallarangeng 'Turun Gunu...
Andi Sudirman Bersama Panglima Dozer Disambut Ribu...
Pengamat Nilai Perombakan Pejabat Murni Dalam Rang...