CARITAU JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengakui tunggakan pinjaman online (pinjol) menjadi salah satu penyebab mengapa nasabah sulit mengakses kredit perbankan, seperti kredit pemilikan rumah (KPR).
Karenanya Direktur Consumer Banking BCA Haryanto T. Budiman mengimbau agar masyarakat, khususnya anak muda untuk waspada ketika bertransaksi menggunakan pinjaman online (pinjol).
Baca Juga: Satgas Pasti Blokir 585 Pinjol Ilegal, OJK Buka Pelaporan Telepon 157
“Kalau misalnya kurang baik, misalnya punya pinjol bukan dari satu tempat, tapi tiga hingga empat tempat semuanya macet, berisiko enggak menurut Anda kalau kita berikan pinjaman? Itu kan berarti berisiko,” ujarnya di Jakarta, Senin (9/10/2023)
Bahkan, ketika catatan kredit atas pinjaman nasabah di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) memiliki masalah, dirinya pun mengibaratkan hal ini sebagai suatu peringatan alias ‘red flag’ bagi perbankan. “Karena, sebagai bank yang harus diterapkan prinsip kehati-hatian,” katanya.
Lebih lanjut, Haryanto pun memberikan saran kepada generasi milenial untuk berhati-hati agar tidak tergoda untuk meminjam uang dari layanan pinjaman online, terutama jika pinjaman tersebut akan digunakan untuk kebutuhan konsumtif, supaya dampak negatif pada keuangan individu bisa dihindarkan.
Tercatat, pada acara BCA Expo 2023, pihaknya menemukan bahwa sebanyak 30 persen dari pengajuan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) tidak disetujui.
Berdasarkan riset 99 Group, perusahaan teknologi di real estate melaporkan pada semester pertama 2023, sebanyak 66,7 persen gen Z dan 63,1 persen milenial memang cenderung memiliki niat membeli properti untuk tempat tinggal.
Adapun, Head of Research 99 Group Indonesia Marisa Jaya mengatakan untuk jenis perumahan, rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling dicari oleh gen Z (64,4 persen) dan milenial (64,6 persen).
“Untuk referensi luas bangunan sendiri untuk milenial dan gen z itu sama-sama suka di luas 60-100 meter per segi. Tentunya ini berhubungan juga dengan harga yang mampu mereka beli,” katanya dalam sesi paparan Seminar Nasional KLM BI di Jakarta.
Sementara itu, jika dilihat dari segi metode pembayaran, dia menyebut persentase KPA/KPR gen Z cenderung lebih tinggi dibandingkan milenial, di mana, gen Z sebesar 96,2 persen dan milenial sebesar 89,3 persen.
“Sedangkan 7,7 persen milenial lebih memilih cicilan dan 3 persen memilih cash. Kalau gen Z cicilan hanya 2,5 persen dan uang tunai 1,3 persen,” kata Marisa. (HAP)
Baca Juga: Keren! Kelompok Anak Muda Ini Manfaatkan Lahan 'Tidur' di Bandung Jadi Urban Farming
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...