CARITAU JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) menyatakan, dalam rangka mencegah politik identitas dan SARA, pihaknya akan menggandeng sejumlah tokoh lintas agama yang bertujuan untuk membangun konstelasi Pemilu 2024 yang damai dan sejuk.
Ketua Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu RI, Totok Hariyono mengatakan, pihaknya telah usai mengadakan kegiatan dengan sejumlah tokoh lintas agama dalam rangka mencegah adanya politik identitas dan SARA yang acapkali muncul saat kontestasi pemilu dimulai.
Baca Juga: Demo di KPU dan Gedung DPR Hari Ini, Polisi Terjunkan 3.055 Personel untuk Pengamanan
Dirinya menjelaskan, agenda itu membahas sejumlah dinamika mengenai hal hal persoalan saat hendak menuju tahun politik, khususnya mengenai strategi manufer politik dari peserta pemilu yang acapkali menggunakan politik identitas dan SARA guna untuk menarik simpatik suara masyarakat.
Atas dasar itu, menurut Totok, pihaknya bakal terus membangun sinergi dengan para tokoh lintas agama dalam rangka melakukan upaya pencegahan terhadap manufer politik identitas dan SARA yang kemungkinan akan terulang di kontestasi Pemilu 2024.
"Itu yang saya pikir kita harus diskusikan bareng, Bawaslu RI berkepentingan untuk itu (mencegah politik identitas) maka kita undang tokoh-tokoh agama kita ngomong soal politisi sara, identitas dan bagaimana mencegah supaya itu tidak dijadikan alat untuk meraup kekuasaan," kata Totok dalam acara Focus Group Discussion (FGD) 'Pencegahan Politisasi SARA Bersama Organisasi Lintas Iman' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3/2023).
Dirinya menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan guna mendorong kerjasama dan membangun komunikasi antara Bawaslu RI dan tokoh lintas agama dalam menyatukan persepsi untuk bersama-sama melakukan pencegahan terhadap manufer politik identitas dan SARA.
"Ini dari PBNU, dari Muhammadiyah, dari PHDI, KWI, PGI, KWI, dari Mataqib, Walubi dan MUI," ujarnya.
“Outputnya kita punya kesatuan visi misi yang sama bagaimana kita mencegah kontestasi identitas dan SARA sebagai alat untuk mencari perbedaan," tambah Totok.
Dirinya menuturkan, guna untuk mempersatukan persepsi masyarakat pada Pemilu 2024, Bawaslu RI saat ini tengah berupaya membangun forum-forum diskusi tentang pencegahan politik sara dan politik identitas dalam rangka mencegah hal hal yang tidak diinginkan.
Salah satu sikap Bawaslu RI untuk mencegah hal itu terjadi, tambah Totok, yakni dengan cara menggandeng tokoh lintas agama di lembaga-lembaga keagamaan nasional yang ada.
Hal itu harus dilakukan, menurut Totok, lantaran membangun komunikasi dan kerjasama dengan tokohintad agama merupakan konsep dari dasar negara Indonesia yakni dengan mengedepankan sistem gotong royong.
"Dari diskusi ini muncul (ide untuk sama-sama mengajak) 'hayu bareng bareng yuk' supaya pemilu ke depan lebih aman, nyaman, dan lebih demokratis tanpa ada politisasi identitas dan sara," tutur Totok.
"Kita menganggap peserta pemilu adalah saudara kita dalam konsep gotong royong, ini yang kita tekankan, karena konsepnya gotong royong maka semuanya ini peserta pemilu saudara kita," tandasnya. (GIB/DID)
Baca Juga: Seluruh Komisoner KPU Bisa Diberhentikan, Imbas Dugaan Kebocoran Data Pemilu
bawaslu gandeng tokoh lintas agama politik identitas cegah sara pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...