CARITAU MOSKOW - Yevgeny Prigozhin, bos tentara bayaran Wagner Group, muncul lewat pesan suara pada Senin (26/6/2023) usai tentaranya diklaim melakukan pemberontakan di Rusia.
Dalam pesan suara tersebut ia tidak menyampaikan sedang berada di mana saat ini. Prigozhin hanya mengungkap terkait aksi pemberontakan tentara bayarannya.
Ia menjelaskan jika aksi tersebut bukanlah pemberontakan terhadap pemerintah Rusia, tetapi sebagai bentuk protes soal perang Ukraina yang menurutnya tidak efektif.
Ia menambahkan, jika tentara bayarannya lebih efektif dan taktis dibanding tentara Rusia. Ia mencontohkan saat pihaknya merebut kota Rostov-on-Don di Rusia selatan yang tanpa pertumpahan darah. Wagner berhasil mengirim konvoi bersenjata ke lokasi yang jaraknya 200 km dari Moskow.
"Kami menunjukkan kelas master, sebagaimana seharusnya pada 24 Februari 2022. Kami tidak memiliki tujuan untuk menggulingkan rezim yang ada dan pemerintah yang terpilih secara sah," katanya dalam pesan audio berdurasi 11 menit yang dirilis di Telegram, dikutip dari Reuters dikutip Sealsa (27/6/2023).
Prigozhin juga memperbarui tuduhannya yang belum memiliki bukti terkait militer Rusia yang membantai pasukannya.
Kamp Wagner disebut diserang oleh militer Rusia dengan rudal dan helikopter yang yang mengakibatkan 30 orang tewas. Hal itu memicu aksi pemberontakan yang ia sebut "pawai keadilan".
Baca Juga: Iran Bantah Keterlibatan dalam Serangan Pos Militer AS di Yordania
Menghindari Pertumpahan Darah
Prigozhin mengungkapkan militernya tidak menuju Moskow karena menghindari pertumpahan darah. Ia sadar jika menuju tempat tersebut pasukan Rusia pasti telah menunggu dan akan terjadi pertumpahan darah.
Mantan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin itu menekankan bahwa Wagner tidak menumpahkan setetes darah pun selama pawai ke utara, tetapi menyesali bahwa para pejuangnya harus membunuh tentara Rusia yang menyerang konvoi mereka dari helikopter.
Dia juga mengeluhkan perintah untuk menempatkan tentara Wagner di bawah kendali Kementerian Pertahanan Rusia sebelum 1 Juli. Menurutnya kurang dari 2% anak buah Wagner telah mendaftar.
"Tujuan pawai adalah untuk menghindari kehancuran Wagner," katanya. Dalam rekaman tersebut, Prigozhin tidak menjawab pertanyaan apapun terkait kesepakatan yang ditengahi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang mengakhiri pemberontakan.
Pihak Moskow mengatakan pada hari Sabtu bahwa kesepakatan itu termasuk membatalkan kasus pidana Prigozhin dan kepindahannya ke Belarusia. (IRN)
Baca Juga: Hizbullah Tegaskan Siap Perang dengan Israel, Yaman Kembali Digempur AS dan Inggris
paramiliter wagner tentara bayaran wagner wagner rusia presiden putin ukraina amerika serikat sekutu
Pembentangan Bendera Merah Putih di Kota Jayapura
Kecelakaan Mobil Dengan Kereta Api di Klaten
Integrasi Papua 61 Tahun, Pemkot Jayapura Bentangk...
Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Bersama Masuk...
Manasik Calon Haji Boyolali