CARITAU JAKARTA - Pemerintah Australia memberikan kucuran dana 1.200.000 dolar Australia atau sekitar Rp 12 miliar kepada Indonesia. Hal itu dilakukan untuk menekan terjadinya wabah penyakit kulit berbenjol (Lumpy Skin Disease-LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
"Warga Australia memiliki sejarah yang membanggakan untuk membantu tetangga dekat kami, dan kami sangat senang untuk membantu menghentikan penyebaran lebih lanjut penyakit kaki dan mulut (PMK) dan LSD di wilayah ini. Upaya ini membutuhkan sumber daya yang signifikan, keahlian teknis dan kolaborasi, dan kami akan terus bekerja sama untuk saling mendukung dan berbagi pengetahuan," kata Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia, Murray Watt dalam keterangannya, Kamis (4/5/2023).
Baca Juga: WHO Ungkap Kongo Tengah Hadapi Wabah Kolera Terburuk Sejak 2017
Selain itu, Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Food and Agriculture Organization (FAO) juga bekerja sama dengan pemerintah Australia untuk menghentikan dan mengendalikan penyebaran penyakit ternak berdampak ekonomi tinggi ini di Indonesia.
"Kami berharap dengan dukungan tambahan dari Australia ini, melalui rekan-rekan kami di FAO, dapat membantu mengurangi dampak negatif penyakit ini terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian peternak Indonesia, sekaligus melindungi industri peternakan di negara lain, termasuk Australia," tutur Murray Watt.
Meskipun tidak mengancam kesehatan manusia, LSD dan PMK adalah penyakit virus yang sangat menular yang menyerang sapi dan hewan ternak lainnya. Lebih dari 600.000 hewan di Indonesia telah terinfeksi PMK dan lebih dari 11.000 telah mati. Hal itu membuat peternak terpaksa memotong 15.000 ternak lainnya.
Sebagai informasi, Indonesia telah bebas dari PMK selama lebih dari 30 tahun, tetapi pada September 2022, pemerintah melaporkan bahwa wabah PMK telah terdeteksi di 24 dari 34 Provinsi. Sejak saat itu, tiga provinsi lainnya telah tertular. Sementara itu, LSD telah menginfeksi lebih dari 22.000 hewan di 13 provinsi di Indonesia.
Adapun, potensi kerugian ekonomi setiap tahun akibat wabah PMK bisa mencapai Rp 1 triliun. Hal ini cukup buruk bagi perekonomian negara secara keseluruhan dan dapat menghancurkan perekonomian peternak dan keluarganya.
"Peternakan adalah komponen penting dari banyak ekonomi pedesaan, menyediakan makanan, pendapatan, dan mata pencaharian bagi jutaan orang di seluruh dunia. Mengontrol dan memberantas penyakit seperti PMK dan LSD sangat penting untuk melindungi mata pencaharian ini dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat pedesaan," ujar Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal. (DID)
Baca Juga: Dinkes DKI Jakarta Ungkap Penyebab Naiknya COVID-19
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024