CARITAU MALANG – Manajemen Arema FC mempertimbangkan untuk membubarkan klub seiring situasi yang semakin tidak terkendali hingga didemo oleh suporternya sendiri, Aremania.
Dikabarkan sebelumnya, terjadi aksi demonstran hingga pengrusakan kantor Arema FC di Jalan Mayjend Pandjaitan No.42, Malang pada Minggu (29/1/2023) siang. Lewat laman resmi klub, pihak Arema FC sangat menyesalkan perbuatan tersebut karena klub tengah di situasi berproses untuk menjadi lebih baik.
Baca Juga: Empat Korban Tragedi Kanjuruhan Masih di ICU RSSA, Kondisi Belum Stabil
“Manajemen selalu terbuka untuk berdialog, Kantor selalu membuka diri, bahkan kami juga menerima keluh kesah Aremania, bahkan beberapa waktu lalu Arema FC juga membuka Crisis Center, kami terbuka untuk berdialog. Bukan dengan cara perusakan rumah kami,” ungkap Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (PT AABBI), Tatang Dwi Arifianto, dikutip laman resmi klub Minggu (29/1/2023).
"Memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan. Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami akan terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal."
Kendati demikian, Tatang mengungkapkan jika upaya dan usaha Arema FC ini dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru semakin membuat situasi tak kondusif, maka manajemen akan mempertimbangkan agar klub dibubarkan.
"Tentu kami merespons atas insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa. Jika sebelumnya kita memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepak bola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusifitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa, tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak," katanya.
Lanjut dia, Arema FC berusaha untuk menahan diri dari provokasi yang dilakukan. Dia juga menyoroti penyerangan bus Arema FC oleh oknum usai melakoni pertandingan tandang melawan PSS Sleman beberapa waktu lalu.
“Sebelumnya rombongan bus juga diserang oleh oknum tertentu, kami berusaha untuk menahan diri agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Sebelumnya, dikabarkan Aremania FC melakukan demonstrasi di depan Kantor Arema FC. Kericuhan tersebut menyebabkan ada tiga korban yang dilarikan ke RS Saiful Anwar, Malang.
Adapun maksud aksi itu adalah menuntut Arema FC untuk bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan. Aremania menilai manajemen Arema FC tak bertanggungjawab dan memilih melanjutkan kompetisi dari pada fokus penanganan Tragedi Kanjuruhan.
Sebagai informasi, Tragedi Kanjuruhan pecah pada awal Oktober tahun 2022 lalu, di mana kejadian tersebut menyebabkan 135 orang tewas. Kejadian itu terjadi setelah Arema FC menelan kekalahan 3-2 atas Persebaya Surabaya, yang diawali dengan masuknya suporter ke lapangan dan diperparah oleh penembakan gas air mata ke arah stadion.
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman denda Rp250 juta dan melarang Arema FC main di kandang hingga akhir musim Liga 1 2022/2023. Sanksi tersebut sendiri dinilai cukup ringan, karena tidak sebanding dengan dampak kejadian itu. (RMA)
Baca Juga: Dugaan Penghentian Biaya Korban Kanjuruhan Ditelusuri Komnas HAM
arema fc pertimbangkan untuk bubarkan klub tragedi kanjuruhan demo aremania
Tim Thomas Indonesia Babat Inggris 5-0
Pergerakan Tanah di Cianjur
Ditahan Imbang West Ham 2-2, Peluang Juara Liverpo...
Ginting Buka Kemenangan Tim Thomas Indonesia atas...
Parade Tari Rakyat Boyolali 2024