CARITAU JAKARTA – Rosti Simanjuntak, ibunda Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, meluapkan emosinya saat mendengar informasi dari Brigjen Hendra Kurniawan yang menyebut bahwa rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang menjadi lokasi tewasnya Brigadir J tidak ada CCTV.
Hal itu disampaikan Rosti dalam sidang lanjutan dengan terdakwa Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal yang digelar di ruang sidang utama Prof Oemar Seno Adji, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (2/11/2022).
Baca Juga: Mahkamah Agung Gelar Sidang Putusan Kasasi Ferdy Sambo Hari Ini
Rosti mengatakan, setelah dijelaskan, pihaknya meminta bukti bukti yang sah terkait keterangan yang disampaikan oleh Brigjen Hendra. Bahkan ia mengaku saat itu amarahnya tak terbendung hingga menyebut apa yang disampaikan mereka asal bunyi (asbun).
"Saya memohon berulang kali kepada mereka buktikan barang bukti yang sah, jangan cuma omongan atau kasarnya asbun saya bilang. Karena saking kesalnya saya, anak saya sudah dibunuh begitu sadis tanpa ada pemberitahuan dari atasannya atau semua rombongan yang ada di rumah pak Ferdy Sambo," kata dia.
Rosty menceritakan, kejadian itu berawal saat pihak keluarga selesai memakamkan Brigadir J di kampung halamannya di Jambi pada 11 Juli 2017. Setelah itu rombongan dari Mabes Polri dan Polres Jakarta Selatan dipimpin Brigjen Hendra dan Kombes Susanto tiba-tiba datang menyambangi rumahnya.
Rosti mengungkapkan, emosinya tidak dapat terbendung lagi lantaran sebelumnya dirinya mencoba menghubungi mereka melalui jaringan telepon seluler untuk menanyakan penyebab tewasnya Brigadir J namun malah diblokir.
"Karena kami pernah menghubungi mereka namun nomor kami langsung diblokir yang ada di rumah itu. Jadi saya sebagai ibu yang telah kehilangan anak memang saya langsung marah.
“Kamu seorang Jenderal enggak usah banyak bicara. Karena saya yang melahirkan anakku, saya yang membesarkan dan saya tahu karakter anakku," imbuh Rosty di depan majelis hakim sambil meneteskan air mata.
Pihaknya sangat menyesali sikap rombongan Sambo yang tidak terbuka dalam memberikan informasi mengenai penyebab tewasnya Brigadir J di rumah dinas milik jenderal bintang dua itu.
Selain itu, Rosty juga sempat menanyakan kepada Brigjen Hendra tentang dikemanakan barang bukti CCTV di tempat kejadian perkara (TKP) meninggalnya Brigadir J, yaitu di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Kalau memang anakku meninggal di rumah atasannya, seharusnya sebagai penegak hukum akan menginformasikan kepada kami, memberitahukan kepada kami bahwa itu adalah anak buahnya, saya bilang. Jadi mohon jangan banyak bicara, CCTV tunjukin di sini sekarang," cerita Rosti memarahi Hendra.
Namun di saat Rosty menanyakan hal tersebut kepada Hendra, justru pihak keluarga mendapat bantahan dari Susanto yang saat itu ikut dalam rombongan Hendra ke rumah duka Brigadir J.
"Tidak bu, ibu jangan memojokkan kami. 'kenapa saya memojokan?' Saya bilang begitu kepada Susanto," ucap Rosti mencontohkan debat dirinya dengan Susanto.
Karena merasa geram atas sikap rombongan Mabes Polri itu yang tidak menghargainya saat berbicara, Rosti pun naik pitam dan langsung mengusir Hendra beserta anak buahnya.
"Kalau memang bapak tidak mau mendengar kami bicara dan harus bapak yang kami dengar, bapak silahkan keluar. Saya bilang begitu," tutur Rosti.
Pengusiran itu timbul lantaran menurutnya rombongan dari Mabes Polri tidak mengerti akan perasaan hatinya yang ditinggal mati anaknya karena dibunuh dengan sadis di tangan atasannya sendiri.
"Tidak perlu banyak bicara di sini, saya sudah kehilangan anak, saya sudah berduka, kalo ngomong, bicara sesuai bukti. Itu yang saya katakan saat itu," imbuhnya.
Mendengar ucapan Rosti, lalu rombongan yang dipimpin Brigjen Hendra itu pergi meninggalkan rumahnya. Kemudian, saat itu Rosti meminta hanphone genggam milik Brigadir J yang tidak ditemukan kepada rombongan untuk mengetahui komunikasi terakhir dengan anaknya.
"Mereka keringat jagung langsung keluar, karena saya bilang juga komunikasi saya dengan anak ku ada di HP. Sekarang HP anak ku tunjukan, langsung malamnya diretas semua HP kami," tandas Rosty. (GIB)
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Tuntutan Jaksa Berdasar Hukum, Tapi ada Gerakan Ingin Sambo Dibebaskan
amarah ibu yosua ke brigjen hendra cctv rumah sambo pembunuhan berencana brigadir j ferdy sambo
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...