CARITAU JAKARTA - Harga minyak mentah global berpotensi tetap naik turun (fluktuatif) dan lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Demikian dikemukakan Vasu Menon, Senior Investment Strategist, OCBC Bank, dikutip Minggu (24/4/2022).
Vasu mengatakan, pihaknya memperkirakan, minyak Brent dalam 12 bulan ke depan tetap tidak berubah di kisaran USD100 per barel. Namun, untuk target harga minyak Brent 3 bulan diturunkan menjadi USD120 per barel dari sebelumnya USD140 per barel.
Baca Juga: Airlangga Terancam Dijemput Paksa Jika Mangkir Pemeriksaan Kejagung
"Pelepasan cadangan minyak AS terbesar yang pernah ada dan penurunan permintaan minyak akibat lockdown di China, akan membantu menurunkan risiko lonjakan harga minyak dalam jangka pendek,” kata Vasu dalam publikasi riset bulanan OCBC Bank.
Pemerintah Amerika Serikat sebelumnya mengumumkan rencana untuk melepas 1 juta barel minyak per hari dari cadangan strategisnya, dengan potensi sebanyak 180 juta barel selama beberapa bulan ke depan. Sebelumnya itu, AS hanya berencana melepas antara 30 juta hingga 50 juta barel saja.
Menurut Vasu, langkah Pemerintahan Biden untuk membatasi harga energi dari perang Rusia-Ukraina mencerminkan kekhawatiran atas inflasi di dalam negeri dan untuk menunjukkan dukungan untuk keamanan energi bersama dengan sekutu Amerika. (IRW)
Baca Juga: Pertamina Hulu Indonesia Genjot Produksi Gas Tumbuh 14% di Triwulan I 2023
harga minyak minyak mentah cadangan minyak as minyak rusia minyak brent minyak wti vasu menon
Bangunan Terdampak Banjir Bandang di Sempadan Sung...
Kirab Kereta Kencana di Kabupaten Tegal
Setelah Golkar, PPP Rekomendasi Khofifah-Emil Maju...
Presiden Ukraina Tandatangani UU Mobilisasi Narapi...
Yusril Benarkan Ada Wacana Kementerian Bertambah D...