CARITAU JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan, kenakian harga beras dialami negara-negara yang ada di dunia, tak hanya di Indonesia.
Hal itu disampaikan Zulhas menanggapi kebaikan harga beras yang terjadi di tanah air.
“Harga beras yang tinggi tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi harga rata-rata internasional juga stabil tinggi,” kata Zulhas saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Dirinya menuturkan, harga beras tinggi salah satunya dipicu kebijakan larangan ekspor yang dilakukan Pemerintah India.
“Larangan ekspor India turut menjadi pemicu. Beras Thailand per Februari 2024, 610 dolar AS per ton, naik 32 persen dari periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.
Selain itu, dampak buruk dari cuaca ekstrem atau El Nino membuat para petani gagal panen atau pergeseran panen, dan menyebabkan harga beras tinggi.
“Jadi harusnya kita Januari-Februari sudah panen raya, ini panen rayanya mundur. Kira-kira sekarang sudah tapi belum panen, kemungkinan April dan Mei," tuturnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan Zulhas, produksi beras pada Januari-Maret 2024 lebih rendah sekitar 2,82 juta ton dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
“Akibatnya harga gabah naik menembus Rp8.000-Rp9.000 per kg di penggilingan,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi harga beras semakin naik, Zulhas menyebut pemerintah akan melakukan percepatan realisasi impor untuk penguatan stok CBP menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN).
“Dan pengawasan intensif melalui pemantauan stok beras di penggilingan, distributor, dan retail modern,” pungkas Zulhas. (DID)
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...