CARITAU SEMARANG – Heri Pudyatmoko, Wakil Ketua DPRD Jateng, mengkritisi tingginya angka kematian ibu yang mencapai 867 kasus pada Triwulan III 2021, sementara angka kematian balita dilaporkan 3.224 kasus.
"Data Triwulan III Tahun 2021 telah terlaporkan kematian ibu mencapai 867 kasus, sebelumnya ada 530 kasus kematian ibu melahirkan pada 2020," kata Heri yang berasal dari Partai Gerindra, di Semarang, Sabtu (26/3/2022).
Menurut Heri, faktor penyebab kematian bayi antara lain kurangnya asupan gizi bayi selama dalam kandungan yang menyebabkan berat badan lahir rendah, kelainan konginetal pada bayi dan komplikasi kehamilan.
Selain itu juga keterbatasan layanan kesehatan ibu dan anak pada masa pandemi Covid-19.
Kondisi seperti itu tentu saja membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah, apalagi selama pandemi Covid-19 banyak masyarakat yang takut mengakses pelayanan kesehatan.
Daerah-daerah yang banyak terjadi kasus kematian ibu dan bayi di Jateng termasuk dalam data daerah dengan angka kemiskinan tinggi.
"Setiap daerah punya karakteristik yang berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu dan anak, terutama penanganan pra dan pasca-ibu melahirkan saat berada di klinik bersalin, puskesmas dan rumah sakit," ujarnya seperti dikutip Antara.
Heri mengungkapkan, 63% kematian ibu dan bayi di Jateng terjadi dalam rentang 0-42 hari setelah persalinan sehingga penting dilakukan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan di klinik, puskesmas dan rumah sakit.
"Penyebab terbesar yang mengakibatkan ibu meninggal setelah melahirkan dikarenakan pendarahan. Jumlahnya sebanyak 33%, sedangkan di urutan kedua karena hipertensi sebesar 27%. Sisanya karena infeksi, kardiovaskuler dan lain-lain," paparnya.
Angka Kematian Balita di Jateng pada 2021 sampai triwulan III dilaporkan 3.224 kasus, beberapa penyebab kematian balita, antara lain pneumonia, penyakit bawaan, diare, cedera, campak dan malaria di daerah endemis. Selain infeksi penyakit, faktor pola asuh juga menjadi faktor penyumbang kasus kematian balita.
"Masih perlu upaya edukasi dan peningkatan pemahaman orang tua dan pengasuh untuk menerapkan pola asuh secara benar kepada balita," pungkasnya.(HAP)
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024