CARITAU JAKARTA - Wacana menduetkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai calon presiden (Capres) - calon wakil presiden (Cawapres) dalam kontestasi politik 2024 menua pro dan kontra, khususnya dinamika pencapresan menjelang Pilpres 2024.
Kabar tersebut bahkan membuat Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) menjadi semakin dinamis. Seolah berita ini mengganti berita-berita koalisi capres-cawapres lainnya.
Baca Juga: Data Kemenkes: 57 Petugas Pemilu Meninggal per 17 Februari, Mayoritas Berusia di Atas 50 Tahun
Sebelumnya pasangan Anies dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) digadang-gadang akan dideklarasikan awal bulan september ini.
Ia pun memahani kekecewaan Partai Demokrat dan kader-kadernya secara nasional. Bahkan dalam release yang dibuat atas nama Sekjend DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, menyebutnya sebagai sebuah bentuk 'pengkhianatan' seorang Anies Baswedan dan Nasdem atas teman-teman koalisi di KPP.
Deklarator Jari Manies (Jaringan Rakyat Indonesia bersama Anies Baswedan), Rahman Toha mengatakan, Anies Baswedan harus mampu menjaga kekompakan parpol di KPP. Pasalnya, langkah Anies dan NasDem berimplikasi kekecewaan pada parpol lain di KPP.
"Karena itu Anies harus menjelaskan kepada KPP tentang keputusan memilih Cak Imin sebagai cawapresnya. Anies harus membangun konsensus baru dg KPP. Ini sekaligus menjadi tantangan kepemimpinan bagi seorang Anies Baswedan," kata Rahman, Jumat (1/9/2023).
Dirinya menyarankan, agar Anies Baswedan harus menghindari dukungan hanya dua parpol, dalam hal ini Nasdem dan PKB saja, karena dua partai ini adalah parpol pendukung pemerintah saat ini. Ia berharap, Anies harus tetap mengajak Partai Demokrat dan PKS.
"Jika Anies tidak mampu mengajak parpol pengusung awal dan hanya diusung Nasdem dan PKB, maka Anies Baswedan tidak memiliki standing moral mengusung narasi Perubahan dan Persatuan," ujar Rahman.
Artinya, bisa disebut bahwa Anies telah gagal membangun determinasi atas pemerintahan sekarang dan gagal membangun koalisi yg beragam posisi politik (perubahan dan persatuan). Akhirnya pasangan Anies-Cak Imin mudah dianggap sebagai kepanjangan tangan rezim pemerintah saat ini.
Lalu, Jari Manies berharap parpol KPP agar bisa duduk bersama lagi dan membicarakan kembali bagaimana masa depan KPP.
"Harus digaris bawahi bawah hal utama dalam KPP adalah ide/gagasan perubahan dan persatuan. Ini yang harus lebih dikongkretkan. Dan tentunya bisa dibedakan kembali apakah sosok mas AHY, cak Imin atau lain lain yg lebih pas sebagai cawapres Anies Baswedan untuk mengusung agenda-agenda perubahan dan persatuan," pungkasnya.
Lebih jauh, Rahman Toha berkesimpulan bahwa jika tiga langkah ini tidak bisa dilakukan, maka hal ini tentu sangat merugikan Anies Baswedan dan KPP sendiri. (DID)
Baca Juga: Bawaslu Kawal Penertiban Alat Peraga Kampanye di Bandung
anies baswedan cak imin duet Anies - cak imin pilpres 2024 pemilu 2024
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...