CARITAU TEL AVIV - Otoritas kesehatan Israel mengumumkan, jika varian baru COVID-19 bernama BA.2.86 teridentifikasi di Israel untuk pertama kalinya. Kabar tersebut juga ramai di pemberitaan media setempat.
Penyiar Israel Public Broadcasting Organization (KAN) membenarkan kehadiran varian tersebut, yang sekaligus menandai kasus keempat yang diketahui di seluruh dunia. Sebelumnya kasus serupa di Amerika Serikat, Inggris dan juga Denmark, dilansir dari laproan Antara, Senin (21/8/2023).
Baca Juga: Mantan Ketua DPR AS: Pidato Netanyahu Presentasi Terburuk Pejabat Asing di Kongres AS
Dikatakan bahwa banyaknya jumlah mutasi yang dibawa varian baru BA.2.86 dapat menyebabkan vaksin menjadi tidak ampuh yang lantas mengkhawatirkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebelumnya WHO menetapkan BA.2.86 sebagai ‘varian di bawah pengawasan’ lantaran banyaknya mutasi yang ditimbulkan..
Lantas Bagaimana dengan Indonesia?
Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan virus corona (Covid-19) varian Eris sudah masuk ke Indonesia sejak beberapa bulan lalu.
"Varian baru tersebut memang sudah ada di Indonesia. Sudah dari dua bulan lalu," kata Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (9/8/2023).
Budi lantas meminta masyarakat tenang dan tak perlu khawatir terkait virus corona varian baru tersebut.
"Iya enggak perlu khawatir," kata dia.
Senada, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi membenarkan bahwa virus corona varian Eris sudah muncul di Indonesia sejak Maret.
"Maret ya. Memang ada mutasi dari virus yang ada di Indonesia," kata Nadia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sebelumnya sempat mengatakan prosedur penanganan pasien Covid-19 varian baru ke depannya akan ditangani seperti penyakit menular biasa.
Terlebih, pemerintah Indonesia telah memastikan masa penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia pun dinyatakan berakhir.
"Karena kan pengalaman kemarin, Covid ini kalau nanti ada varian baru itu prosedurnya penyakit menular biasa," kata Muhadjir di ASEAN Secretariat, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Apa itu Varian Eris?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), saat ini varian eris telah menyumbang 17,3% dari kasus baru Covid-19 di AS.
"Ini dimulai dengan sangat lambat dan kemudian tampaknya semakin meningkat dalam hal mengalahkan pendahulunya," kata John Swartzberg, pakar penyakit menular di Berkeley's School of Public Health, kepada Insider, dikutip Senin (21/8/2023).
Meski menyebar dengan cepat, beberapa pihak meyakini gejala yang timbul akibat infeksi varian Eris tidak akan separah varian Corona atau Omnicron yang merebak sebelumnya. Mungkin, gejalanya akan mirip-mirip dengan varian Corona lainnya.
Varian Eris pertama kali muncul pada Februari dan merupakan cabang dari XBB subvarian Omicron. Varian Eris atau Covid-19 EG.5. ini bukanlah nama resmi dari WHO, namun nama julukan yang diberikan warganet sesuai dengan nomenklatur Yunani.
Virus corona EG.5 adalah subvarian dan turunan dari omicron - yang tetap menjadi jenis virus corona paling umum di dunia.
Para ilmuwan belum yakin mengapa Eris menjadi strain lebih umum, tetapi peningkatan dramatisnya membuat WHO meningkatkan Eris dari "varian under monitoring" menjadi "varian of interest.". Dengan kata lain, WHO yakin Eris menimbulkan peningkatan risiko bagi kesehatan masyarakat global.
"Berdasarkan fitur genetiknya, karakteristik lolos dari kekebalan, dan perkiraan tingkat pertumbuhan, EG.5 dapat menyebar secara global dan berkontribusi pada lonjakan kasus," kata laporan WHO baru-baru ini. (IRN)
Baca Juga: Agresi Israel Paksa 1 Juta Lebih Warga Palestina Tinggalkan Rafah
covid-19 Varian Eris corona israel cdc menteri kesehatan budi gunadi sadikin
Bawaslu RI Gelar Media Gathering untuk Evaluasi Pe...
RDF Rorotan Segera Beroperasi di Jakarta, Olah 2.5...
DPRD DKI Jakarta Dukung PAM Jaya Tingkatkan Layana...
Karutan Makassar Perketat Pengawasan Penyalahgunaa...
Sekda Marullah Beri Penghargaan Siddhakarya Bagi 1...