CARITAU WASHINGTON – Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Nancy Pelosi, menyebut pidato kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu kepada anggota parlemen di Kongres Amerika Serikat merupakan presentasi terburuk yang pernah dilakukan oleh seorang pejabat asing.
“Presentasi Benjamin Netanyahu di DPR hari ini merupakan presentasi terburuk dari semua pejabat asing yang diundang dan diberi kehormatan untuk berpidato di Kongres Amerika Serikat,” kata Pelosi melalui platform media sosial X, Rabu (24/7/2024) swaktu setempat.
Sebelumnya, Netanyahu menyampaikan pidato kepada anggota parlemen AS atas undangan para pemimpin Kongres.
Namun sejumlah anggota parlemen, termasuk Pelosi, dan sejumlah nama besar Partai Demokrat memilih tidak menghadiri pidato Netanyahu.
“Apalagi keluarga sandera yang ditahan di Jalur Gaza sedang mengupayakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas,” kata Pelosi.
Pelosi berharap Netanyahu akan menghabiskan waktunya untuk berupaya mencapai gencatan senjata.
Pidato Netanyahu memicu protes di Washington, di mana penegak hukum mengerahkan semprotan merica dan menahan beberapa demonstran.
Direktur Nasional Koalisi ANSWER, Brian Becker mengatakan, para petugas penegak hukum melakukan serangan, tanpa provokasi terhadap para pengunjuk rasa.
Netanyahu tiba di Washington pada Senin untuk mengadakan serangkaian pertemuan dengan para pejabat AS, termasuk dengan Presiden Joe Biden dan penantangnya dari Partai Republik Donald Trump, serta berpidato di sesi gabungan Kongres.
Karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak awal Oktober 2023.
Sebanyak lebih dari 38.800 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak telah tewas, sementara lebih dari 89.400 lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Selama lebih dari sembilan bulan sejak serangan, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei 2024.
Pada pidatonya, Netanyahu menyinggung bahwa putusan Mahkamah Internasional sebagai upaya ‘memborgol tangan Israel’ dan menghalanginya untuk mempertahankan diri.
"Apabila tangan Israel dikekang, Amerika selanjutnya," kata Netanyahu mencari simpati AS.
Netanyahu seperti dirilis Antara, juga mengajak AS untuk membentuk aliansi pertahanan di Timur Tengah untuk melawan Iran, sama seperti ketika AS dan Eropa melawan Uni Soviet. (BON)
Dua Paslon Kompak Dampingi Cabup Sulsel 02 Andi Su...
Makan Siang Gratis, Digaungkan Prabowo Ditunaikan...
MRP Barat Daya Laporkan KPU ke DKPP
Ribuan Warga Rantepao Toraja Utara Ikuti Anti Mage...
Diduga Langgar Etik, MRP Papua Barat Daya Adukan K...