CARITAU MOZAMBIK - Badai Tropis Freddy menerjang Negara Mozambik dan Malawi, Afrika telah menewaskan lebih dari 100 0rang. Kejadian tersebut juga melukai banyak orang, serta meninggalkan jejak kehancuran saat melanda Afrika bagian selatan untuk kedua kalinya dalam sebulan selama akhir pekan.
Sebagai informasi, Badai Freddy adalah salah satu badai terkuat yang pernah tercatat di belahan bumi selatan dan bisa menjadi siklon tropis terlama, menurut Organisasi Meteorologi Dunia.
Baca Juga: Banjir dan Longsor di Sumbar Sebabkan 26 Orang Meninggal Dunia, 11 Korban Masih Hilang
Topan itu menerjang Mozambik tengah pada Sabtu, menerbangkan atap bangunan dan membawa banjir yang meluas di sekitar pelabuhan Quelimane, sebelum bergerak ke pedalaman menuju Malawi dengan hujan lebat yang menyebabkan tanah longsor.
Badai tersebut telah menewaskan 99 orang di Malawi, termasuk 85 orang di pusat komersial utama Blantyre, kata Charles Kalemba, komisaris departemen urusan manajemen bencana, Senin.
The Guardian melaporkan, jumlah total yang tewas akibat Badai Freddy di Mozambik, Malawi, dan Madagaskar sejak pertama kali mendarat bulan lalu sekarang menjadi sekitar 136 orang.
Seorang Juru Bicara Polisi setempat, Peter Kalaya mengatakan kepada Reuters bahwa tim penyelamat telah mencari orang-orang di Chilobwe dan Ndirande, dua kota yang paling parah terkena dampak di Blantyre, kota terbesar kedua di negara itu. Di mana hujan masih turun pada hari Senin dan banyak penduduk yang mengungsi tanpa daya.
“Beberapa orang hilang dikhawatirkan tertimbun reruntuhan,” kata Kalaya.
Kepala Advokasi, Komunikasi dan Kemitraan Unicef di Mozambik, Guy Taylor mengatakan bahwa lembagaan kemanusiaan di sana tidak sanggup untuk menangani bencana sebesar ini.
“Kami melihat banyak bangunan dan klinik yang hancur. Rumah-rumah penduduk atapnya robek ditiup angin. Bahkan sebelum topan melanda, kami melihat banjir lokal,” katanya. Angin telah mereda pada hari Senin tetapi masih banyak banjir yang merusak tanaman dan menimbulkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air, katanya.
Mozambik telah mengalami curah hujan lebih dari satu tahun dalam empat minggu terakhir. Sementara Malawi sedang berjuang melawan wabah kolera paling mematikan dalam sejarahnya, dan badan-badan PBB telah memperingatkan situasinya sekarang bisa menjadi lebih buruk. (RMA)
Baca Juga: Hasil Piala Afrika 2023: Tanpa Mohamed Salah Mesir Lolos Dramatis ke Fase 16 Besar
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024