CARITAU JAKARTA - Nama aktivis asal Amerika Serikat (AS) yang dikenal selalu menyuarakan Palestina, Jeffrey Shaun King dan sang istri telah resmi memeluk agama Islam. Keduanya mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari pertama Ramadan 1445, Senin (11/3/2024) waktu setempat.
Mengutip TRT World, Selasa (12/3/2024), disebutkan bahwa keduanya berikrar masuk Islam melalui Instagram live di bawah bimbingan Omar Suleiman, teman King selama lebih dari 10 tahun sekaligus cendekiawan Muslim Amerika Serikat.
Pria berusia 44 tahun itu mengaku bahwa keputusannya untuk memeluk Islam adalah karena tersentuh warga Gaza, Palestina.
"Saya sangat tersentuh melihat orang-orang yang saat ini berada di tempat yang paling berbahaya dan traumatis di muka bumi, terkadang masih bisa melihat apapun kecuali puing-puing dan sisa-sisa keluarga mereka, dan masih bisa melihat makna dan tujuan hidup," ujarnya.
Sosok Shaun King
Jeffrey Shaun King lahir di Kentucky, Amerika Serikat, pada 17 September 1979. Shaun King dikenal sebagai aktivis dan penulis AS yang terus membela Palestina dalam melawan pendudukan Israel.
Sejak 7 Oktober 2023, Shaun gencar membagikan unggahan pro-Palestina. Lewat akun Instagram-nya, Shaun King kerap menyerukan gencatan senjata di Palestina.
Sayangnya pada 25 Desember, Shaun menyebut Instagram telah memblokir akunnya. Sementara itu, Shaun King juga sempat berkarier sebagai jurnalis di sejumlah media, seperti New York Daily News, Daily Kos, dan The Young Turks. Dalam tulisannya, ia fokus membahas isu-isu sosial.
Shaun King juga terkenal akan advokasinya untuk Black Lives Matter, sebuah gerakan melawan rasisme, diskriminasi, dan kesenjangan terhadap orang kulit hitam.
Penyintas Rasisme dan Kejahatan Rasial
Dikenal sering menyuarakan Palestina, King dituduh bekerja sama dengan Hamas untuk membebaskan dua sandera Amerika Serikat, yakni Natalie Raanan (17) dan ibunya, Judith Tai Raanan (59). Namun, hal itu dibantah oleh keluarga tersebut.
King mengatakan, Instagram pernah memblokir akunnya, padahal pengikutnya telah mencapai lebih dari enam juta pada Desember 2023. Hingga sekarang, masih belum jelas alasan Meta menonaktifkan dan menghapus akun King.
Mengapa King membela Palestina? Ternyata, hal itu dilatari pengalamannya sebagai korban rasisme dan kejahatan rasial. Ia diejek sebagai redneck (kata hinaan untuk menggambarkan anggota kelas pekerja berkulit putih di pedesaan).
Terlebih, ia pernah ditabrak sekelompok pemuda yang rasis dengan truk pikap di sekolah. Serangan itu membuatnya terluka hingga menjalani beberapa operasi tulang belakang. Sebagai anak biracial (ras campuran) yang tumbuh di negara bagian Kentucky, Amerika Serikat, King sangat menentang rasisme.
Menjadi Pendeta dan Mendirikan Gereja
King yang tumbuh tanpa ayah mengaku 'sangat terpengaruh oleh kedatangan pria ini sehingga saya ingin menjadi seperti dia'. Setelah menyelesaikan studinya, King sempat mengajar kewarganegaraan di sekolah menengah atas dan juga bekerja di sistem peradilan anak di Atlanta, sebelum memutuskan untuk menjadi pendeta di sebuah pusat Kristen di Georgia.
Pada 2008, ia mendirikan sebuah gereja di Atlanta bernama Courageous Church dan sering menggunakan media sosial untuk merekrut anggota baru, membuatnya mendapat julukan
‘Pendeta Facebook’.
Namun, empat tahun kemudian, ia mengundurkan diri dari gereja karena “stres dan kekecewaan pribadi.” Berdasarkan pengalamannya sendiri dengan kejahatan rasial, King mengabdikan hidupnya untuk mempromosikan tujuan keadilan sosial, terutama Gerakan Black Lives Matter. (IRN)
Baca Juga: DK PBB Serukan Cabut Kendala Pendistribusian Bantuan ke Gaza
Baca Juga: Rusia Desak Penerapan Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata Gaza
Shaun King Aktivis Amerika Serikat Pro Palestina Black Live Matters israel palestina gaza Omar Suleiman mualaf
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...