CARITAU YERUSALEM - Para pemukim Yahudi sayap kanan kembali menyerbu Masjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur pada Rabu (26/7/2023) waktu setempat. Hal tersebut disampaikan oleh pejabat Departemen Wakaf Yerusalem.
Disebutkan, lebih dari 340 orang Yahudi fanatik memasuki area Haram al-Sharif dengan dikawal polisi Israel pada pagi hari.
Baca Juga: AS Siap Bantu Israel, Kirim Pesawat Tempur Tambahan ke Timur Tengah
Setelah salat Zuhur, sebanyak 86 pemukim Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsa. Selama penyerbuan mereka melakukan ritual agama di halaman masjid.
Mantan wakil Partai Likud Yehudah Joshua Glick ikut dalam aksi tersebut dan dikawal polisi Israel.
Kelompok-kelompok fanatik Israel menyerukan penyerbuan Masjid Al-Aqsa dengan dalih ‘peringatan penghancuran kuil’ yang menurut mereka telah terjadi di masa lalu.
Bagi umat Islam Masjid Al-Aqsa merupakan situs paling suci ketiga di dunia. Sementara itu, kaum Yahudi menyebutnya Bukit Bait Suci, mengatakan bahwa tempat itu merupakan situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel pada 1967. Mereka mencaplok kota tersebut pada 1980 dalam sebuah aksi yang tidak pernah diakui komunitas internasional.
Serangan tersebut bukan yang pertama di tahun 2023 ini. Sebelumnya, Liga Muslim Dunia (MWL) mengecam Israel atas aksinya yang menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa dan dan para jemaah Palestina yang sedang beribadah secara terang-terangan.
MWL mengutuk aksi Israel yang menodai kesucian situs umat Islam sekaligus merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap norma dan hukum internasional.
Organisasi itu menegaskan pentingnya aksi bersama untuk mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh serta untuk menghentikan semua tindakan yang menggerogoti peluang munculnya solusi di wilayah pendudukan.
MWL juga menegaskan kembali dukungannya yang solid bagi semua upaya yang bertujuan menyelesaikan masalah Palestina. Sementara itu, Bahrain juga mengutuk pendudukan oleh pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa, penyerangan dan penangkapan terhadap jamaah.
Bahrain menganggap tindakan Israel tersebut sebagai provokasi terhadap perasaan jutaan Muslim di seluruh dunia sekaligus pelanggaran aturan hukum internasional.
Kementerian Luar Negeri Bahrain menekankan perlunya menghormati peran Kerajaan Hasyimiyah Yordania dalam melindungi situs-situs suci, serta menyerukan perlindungan dari segala penyebab ketidakstabilan.
Bahrain juga kembali menegaskan penolakan terhadap semua tindakan provokasi yang mengancam timbulnya eskalasi dan kekerasan lebih lanjut, sebagaimana dilansir dari Antara. (IRN)
Baca Juga: Hamas Sebut Serangan Israel ke Rafah Adalah Lanjutan Agenda Genosida
palestina israel pawai bendera israel yerusalem masjid al-aqsa pendudukan israel pemukim israel penyerangan al-aqsa
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024