CARITAU JAKARTA - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menilai Indonesia saat ini sudah diambang titik nadir lantaran masifnya benturan kepentingan relasi kuasa yang mengatur dalam sistem politik bernegara.
Pigai mengatakan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang tidak merata juga berakibat munculnya disparitas (perbedaan) ekonomi satu wilayah ke wilayah lain yang akan menyebabkan Indonesia berada diambang kehancuran.
Baca Juga: Melihat Kans IAS dan Andi Iwan Aras di Pilgub Sulsel 2024
Pernyataan itu bukan tanpa sebab. Menurut nya, hal itu tercermin dalam realitas kehidupan yang terjadi hari ini bahwa telah terjadi perpecahan nalar para pemimpin yang dipertontonkan yang menyebabkan rakyat merasakan ambang batas titik jenuh.
"Di mana perilaku pongah yang dipertontonkan pemimpin, titik dimana pemimpin hadir menerkam rakyat, titik di mana Pancasila dan simbol-simbol negara dan bangsa dipandang sebagai artistik simbolisme tanpa perwujudan substansial," ungkap Pigai.
Baca juga : Kritik Sistem Ambang Batas Presiden 20%, Ekonom: Presiden Ditentukan Oligarki Konglomerat
Pigai mengatakan, situasi hari ini Pancasila dan simbol-simbol negara hanya dipandang sebagai gambaran artistik simbolisme tanpa perwujudan substansial untuk mensejahterakan rakyat.
Pigai menilai, pemimpin saat ini tidak memberikan perlindungan terhadap rakyat sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang.
Hal itu dapat terlihat dari kondisi rakyat yang semakin sulit dan gelombang pengangguran tidak bisa dihentikan. Dalam hal ini, menurut Pigai, pemerintah pun tidak bisa memberikan solusi terhadap masalah ini.
Pigai menuturkan, padahal sudah hampir 8 tahun yang lalu pemimpin tertinggi negeri ini berkomitmen untuk menjaga moralitas dan tidak hidup dalam kemewahan.
Namun sambung Pigai, apa yang disampaikan itu sangat jauh berbeda dengan kondisi realitas kehidupan hari ini, di mana para pejabat malah mempertontonkan perilaku pongah kepada rakyat tanpa ada perasaan malu atas apa yang disampaikan oleh pimpinan tertinggi negara ini.
"Anjurkan makan ubi, singkong, tahu, tempe di setiap sidang Kabinet. Namun nyatanya perilaku pongah (Hedonisme) dipertontonkan, inilah wujud nyata perilaku pongah yang telah dipertontonkan kepada rakyat sendiri tanpa perasaan malu," tandas Pigai. (GIBS)
Baca Juga: Airlangga Berpeluang Diusung KIB Sebagai Capres 2024
natalaius pigai aktvis ham relasi kuasa politik pemimpin bangsa pancasila
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024