CARITAU MOSKOW - Pemerintah Rusia memperingatkan sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat soal aktivitas mereka dalam membantu persenjataan seperti tank-tank tempur kepada Ukraina dalam konflik di antara kedua negara tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov. Kata dia, tindakan itu dapat memicu membawa konflik semakin meluas lagi dan akan mengancam keamanan global.
Baca Juga: Amerika Serikat Siap Jalin Kerja Sama dengan Presiden Indonesia Terpilih
"Berpotensi, ini sangat berbahaya, itu berarti membawa konflik ke tingkat yang sama sekali baru, yang tentu saja tidak akan menjadi pertanda baik dari sudut pandang keamanan global dan pan-Eropa," kata Dmitry Peskov kepada The Moscow Times, dinukil Kamis (26/1/2023).
Peringatan itu datang setelah negara-negara Barat mempertimbangkan untuk mengirim senjata yang lebih kuat ke Ukraina.
Diketahui, pada hari Jumat, Amerika Serikat akan mengumpulkan sekutunya di pangkalan udaranya di Ramstein untuk putaran pembicaraan baru untuk mendukung Ukraina secara militer.
Peskov berbicara setelah duta besar Moskow untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengatakan Rusia akan membalas jika Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menargetkan Rusia atau semenanjung Krimea, yang dianeksasi dari Ukraina pada 2014.
“Ini harus menjadi jelas bagi semua orang: tidak peduli senjata apa yang dipasok Amerika atau NATO ke rezim Zelensky, kami akan menghancurkannya,” katanya, mengacu pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dia mengatakan bahwa pembicaraan AS atas Ukraina menjadi 'semakin agresif'. Namun, dia menegaskan, apapun upaya yang dilakukan Ukraina tidak dapat mengalahkan Rusia dalam konflik yang telah memanas sejak tahun lalu.
"Dengan menegaskan bahwa Krimea adalah bagian dari Ukraina dan mengatakan bahwa Kyiv dapat menggunakan senjata AS untuk melindungi wilayahnya, Washington, pada dasarnya mendorong rezim Kyiv untuk melakukan tindakan teror di Rusia," kata Antonov.
Secara terpisah, mantan presiden Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa dukungan berkelanjutan Barat untuk Ukraina dapat menyebabkan perang nuklir.
"Kehilangan kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memprovokasi pecahnya perang nuklir," tulisnya.
"Kekuatan nuklir tidak kalah dalam konflik besar yang menjadi sandaran nasib mereka." tutup dia. (RMA)
Baca Juga: Respons Latihan Militer AS, Jepang dan Korsel, Korea Utara Uji Coba Nuklir Bawah Air
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024