CARITAU MADRID – Rivalitas sengit antara Real Madrid dan FC Barcelona yang sering dikenal dengan ‘El Clasico’ adalah salah satu persaingan dua tim terpanas di muka bumi. Pertandingan ini bukan hanya menyoal sepakbola saja, akan tetapi turut merambah ke sektor-sektor lainnya seperti politik.
Real Madrid dan Barcelona memiliki sejarah panjang di persepakbolaan dunia, utamanya Spanyol. Keduanya tercatat sebagai dua tim tersukses di negeri Matador hingga saat ini.
Baca Juga: Cari Suksesor Carvajal, Real Madrid Siap Boyong Reece James dari Chelsea
Rivalitas kedua tim sudah muncul sejak puluhan tahun silam. Saat itu, penduduk Barcelona yakni masyarakat Catalan, merasa tak suka dengan kebijakan Francisco Franco yang terlalu pusat ke Madrid.
Hal tersebut berlanjut dengan pembunuhan Presiden Barcelona, Josep Sunyol oleh pengawal Franco ketika yang bersangkutan mengunjungi Pasukan Republik di utara Madrid pada tahun 1936.
Faktor ini menjadi alasan kebencian antara suporter dan perangkat kedua tim, di mana rivalitas terus berlanjut di tahun-tahun selanjutnya. Apalagi, FC Barcelona yang bermarkas di wilayah Catalan, kerap terseret oleh arus politik di sana yang ingin memerdekakan diri dari Spanyol.
Baca juga : Jadi Pemain Tertua Skuad La Roja, Ini Target Busquest di Piala Dunia 2022
Namun siapa sangka? Rivalitas sengit El Clasico ternyata mempunyai andil besar membawa Tim Nasional Spanyol menjuarai dunia.
Dalam catatan sejarah, periode 2009-2013 merupakan salah satu masa yang paling menarik berjalannya laga klasik tersebut. Di periode itulah, kedua tim bertemu bukan hanya di ajang La Liga saja, melainkan di berbagai kompetisi lainnya seperti Copa Del Rey maupun Liga Champions Eropa.
Adapun penyebab rivalitas ini meruncing oleh beberapa hal. Dimulai dari kedigdayaan FC Barcelona pada tahun 2009 sehingga Real Madrid mulai melancarkan berbagai cara untuk bisa menyaingi Blaugrana.
Selanjutnya, pertandingan ini juga dibumbui oleh rivalitas kedua tim sehingga merambah ke dalam pertandingan. Tak jarang dalam sebuah laga, deretan kartu kuning maupun kartu merah kerap dihadiahi sang pengadil lapangan kepada kedua tim.
Persaingan tak habis sampai pemain saja, di mana kedua manajer yang melatih masing-masing tim seringkali menyampaikan psywar kepada publik. Real Madrid yang kala itu memiliki Jose Mourinho, beberapa kali melontarkan kritik maupun ucapan 'menyakitkan' kepada Guardiola dan FC Barcelona. Guardiola pun tidak tinggal diam, di mana dia juga membalas ucapan Entrenador Los Blancos itu dengan cukup pedas.
"Dialah bos yang gemar melepaskan lontaran komentar, dia ahlinya dan saya tak bisa berkompetisi melawannya secara instan," sindir Pep Guardiola jelang El Clasico April 2011 lalu.
Panasnya rivalitas El Clasico, awalnya banyak disebut publik sebagai penghalang Timnas Spanyol di Piala Dunia 2010. Namun, pada akhirnya La Furia Roja, julukan Spanyol berhasil merengkuh gelar dunia pertamanya di Afrika Selatan.
Baca juga : Piala Dunia 2022 Menyambut Eriksen, Setelah Jatuh Koma Dipanggil Lagi ke Timnas Denmark
Sebagai informasi, FC Barcelona dan Real Madrid merupakan klub dengan penyumbang terbanyak pemainnya di Timnas Spanyol pada ajang tersebut. Dengan rincian, FC Barcelona menyumbang tujuh pemain, yakni Victor Valdes, Gerard Pique, Carles Puyol, Sergio Busquets, Xavi, Iniesta, Pedro.
Sedangkan Real Madrid diwakili lima nama, yaitu Cassilas, Albiol, Xabi Alonso, Sergio Ramos dan Arbeloa.
Kehadiran nama-nama beken tersebut, apalagi ditambah pemain-pemain dari klub lain seperti Capdevila, Torres dan Villa cukup memberi pengaruh besar kepada La Furia Roja. Apalagi, Vicente Del Bosque, sang Entrenador menerapkan tiki-taka yang terbukti ampuh mengantarkan Timnas Spanyol juara Piala Dunia 2010.
Meski didominasi pemain yang terlibat aktif pada panasnya El Clasico, pemain kedua klub mampu menepis ego masing-masing tim saat berseragam Timnas Spanyol.
"Saat ini ada banyak kebahagiaan di ruang ganti. Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata dan perasaan pemain melampaui kata-kata," ujar Vicente Del Bosque seusai Final Piala Dunia 2010.
Baca juga : Tidak Bahagia di PSG, Mbappe Akan Hengkang usai Piala Dunia 2022?
Sementara itu, Sergio Ramos yang kerap rusuh dan bermain kasar kala menghadapi Barca, pernah mengomentari rivalitas kedua tim tak mempengaruhi Timnas Spanyol.
"Kami telah mengalami sejumlah insiden yang sangat penting dan ini dapat digunakan agar kami dapat memetik pelajaran agar masalah-masalah seperti ini dapat kami tangani. Jelas bagi kami dan mereka. Bahwa bentrokan dan persaingan terjadi di lapangan. Kami memiliki semangat dan kami harus melupakan semua demi tim nasional," kata Sergio Ramos di tahun 2011 dikutip BBC.
Spanyol Juara setelah berhasil menundukkan perlawanan Belanda di partai puncak dengan skor 1-0. Gol dicetak oleh pemain Barca, Andreas Iniesta di menit 116. Spanyol menyudahi kompetisi dengan catatan enam kemenangan dari tujuh laga.
Iker Cassilas, yang menjadi benteng pertahanan Spanyol dan Real Madrid berhasil meraih penghargaan sarung tangan emas di pada Piala Dunia 2010. Selain itu, David Villa berhasil menjadi topskor, bersama Forlan, Muller dan Snedjer dengan catatan lima gol. Seusai Pildun, David Villa langsung dipinang FC Barcelona.
Kendati panitia pelaksana menganugerahi pemain terbaik ke Diogo Forlan, dalam catatan indeks Castrol (sistem peringkat yang mengukur kinerja individu), empat pemain Spanyol masuk lima besar kategori tersebut, dengan rincian Sergio Ramos di posisi kesatu, Capdevila (ke-2), Puyol (ke-3) dan Pique (ke-5).
Bahkan dalam XI FIFA World Cup 2010, empat pemain Spanyol masuk di dalamnya, yaitu Cassilas, Puyol, Xavi dan Villa. Tentunya, keberhasilan Timnas Spanyol juga didukung oleh pemain-pemain di luar Tim El Clasico. Seperti Capdevila (Villareal), Torres (Liverpool), David Villa (Valencia), hingga Fabregas (Arsenal).
El Clasico dan Timnas Spanyol, menjadi dua wajah yang tidak dapat dipisahkan dalam beberapa waktu. Setelah ajang Piala Dunia tersebut, rivalitas kedua tim dilaporkan semakin sengit. Kendati demikian, Spanyol tetap tampil digdaya, dengan menjuarai Piala Euro 2012. (RMA)
Baca Juga: Presiden La Liga Geram dengan Serangan Kritik Wasit dari Real Madrid
spanyol el clasico real madrid fc barcelona la liga piala dunia 2022
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...