CARITAU JAKARTA - Nama Yenny Wahid mencuat setelah dirinya disebut-sebut menjadi bakal kuat calon wakil presiden (Cawapres) Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Diakuinya saat ini dirinya sengaja tak berkomentar terkait bursa cawapres Koalisi Perubahan untuk Pembaruan (KPP). Menurut Yenny, ia akan angkat bicara bila waktunya sudah tepat.
Baca Juga: Cak Imin Sebut Gibran Tantangan Terberat di Debat Cawapres
Putri dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini menegaskan semua tindakan-tindakan politiknya akan didasarkan kepada nilai.
"Kalau saya pasti akan stay true to my value dan semua tindakan-tindakan politik saya akan didasarkan kepada nilai. Karena hanya itu yang saya punya," tegasnya.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di wilayah Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng) itu mengungkapkan bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa.
Bukan ketua umum partai, bukan ketua umum organisasi masyarakat (ormas), bukan pejabat, dan bahkan bukan seorang pengusaha.
"Saya kan nggak punya apa-apa, yang saya punya cuma satu mungkin dianggap sedikit masih ada reputasi, itu pun karena nebeng bapaknya," tuturnya.
"Nah ini harus saya jaga, saya berangkat political liniage yang sangat panjang, garis politik yang sangat panjang, ini bukan cuma sekadar Gus Dur, Mbah Wahid, Mbah Hasyim, lebih ke arah situ panjang, saya baru tahu bahwa mungkin ada kait-kaitannya dengan trah Mataram juga," imbuhnya.
Ia kemudian menceritakan tentang silsilah leluhurnya yang sangat panjang.
"Dyah Banawati ini ibunya Sultan Agung ternyata Dyah Banawati ini adalah anaknya Pangeran Benowo, Pangeran Benowo adalah anaknya Joko Tingkir, Joko Tingkir leluhurnya Gus Dur. Panjang, Joko Tingkir adalah pendiri Kerajaan Pajang. Ini panjang kalau nilai yang akan kami perjuangkan dan ini mahal," urainya.
Yenny Wahid mengungkapkan pelajaran bagi politisi yang paling penting adalah menjaga reputasi. Sebab, kata dia, reputasi yang sudah rusak, akan sangat susah dikembalikan.
"Yang paling penting adalah your reputation, mau punya uang 5 triliun, reputasi rusak gak bisa bayar, perusahaan PR terbaik pun susah, gak bisa.Nah jadi stay true to your value. Mungkin akan ada momen-momen enggak dianggap sama sekali kalau kita konsisten dengan nilai kita, nggak papa," tuturnya.
Gus Dur, lanjut Yenny Wahid, mengajari anak-anaknya posisi bukanlah tujuan, namun posisi hanyalah alat. Sehingga Yenny Wahid mengaku tidak "ngoyo-ngoyo" terkait sebuah posisi.
"Nah kalau bukan tujuan ya enggak usah ngoyo-ngoyo banget, saya enggak pernah ngoyo tahu-tahu namanya dinominasikan dua, Partai PSI dan Nasdem, ya Alhamdulillah," katanya.
Yenny Wahid menegaskan yang diperjuangkanya adalah konsistensi nilai yang diimplementasikanya melalui berbagai program, mulai desa damai hingga sekolah damai.
"Jadi kalau soal pasangan dengan siapa, enggak tahu, proses politiknya masih jauh. Memangnya Mas Baswedan sudah pasti bisa nyalon? Belum tentu juga.
Memangnya pak Prabowo sudah pasti bisa nyalon? Belum tentu juga. Ini semua masih jauh, Belandanya masih jauh, santai dulu ngopi-ngopi wae," tuturnya.
Selain itu, Yenny Wahid juga menyampaikan tentang corak politiknya.
"Tapi jawaban bahwa corak politik saya akan seperti apa, saya punya pertanggungjawaban yang harus saya pegang terhadap nilai-nilai yang selama ini sudah dianut oleh keluarga saya. Itu yang akan menjadi penerang jalan yang akan menjadi penjaga," jelasnya. (DID)
Baca Juga: Bawaslu RI Tegaskan Kepala Desa dan ASN yang Tak Netral Bisa Dipidana
yenny wahid cawapres anies baswedan kpp pippres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...