CARITAU SURABAYA – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim batal memunculkan kriteria calon presiden 2024 melalui Rapat Pleno dan Musyawarah Alim Ulama yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Bejagung, Semanding, Tuban pada Rabu kemarin, setelah Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Anwar Manshur meminta agar pertemuan tidak membuat sikap politik.

“Kebetulan saya kemarin juga hadir. Jadi memang ada instruksi dari Rais Syuriyah Kiai Anwar Manshur, beliau meminta supaya PWNU Jatim tidak mengambil sikap politik,” kata Ketua PBNU KH Ahmad Fahrurrozi kepada Caritau.com, Kamis (31/3/2022). 

Baca Juga: Tradisi Pembagian Bubur Muhdor di Tuban

Menurut Gus Fahrur, panggilan akrabnya, Kiai Anwar Manshur mungkin melihat hari ini belum saat yang tepat karena Pemilu 2024 masih jauh sehingga khawatir menimbulkan kegaduhan.

“Ibaratnya salat dhuhur, masih kira-kira jam 10 pagi kan tidak boleh azan. Tidak boleh azan sebelum waktunya,” kata Gus Fahrur yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim memberi perumpamaan.

Gus Fahrur selaku PBNU mengamini pernyataan Rais Syuriyah KH Anwar Manshur karena menurutnya, perjalanan menuju Pemilu 2024 masih sangat dinamis.

“Kan nanti masih harus dicermati dulu perkembangannya. Siapa-siapa saja calonnya? Dinamikanya seperti apa? Jadi para kiai sepertinya mempertimbangkan saat yang tepat, supaya tidak terjadi benturan-benturan. Kalau sekarang terlalu jauh, siapapun yang misal memenuhi kriteria kan jadinya mudah ditembak,” paparnya.

Rais Syuriyah KH Anwar Manshur menyampaikan pesan dan instruksinya saat pembukaan Rapat Pleno dan Musyawarah Alim Ulama, sehingga setelah itu kegiatan lebih fokus pada evaluasi kinerja dan pembahasan program PWNU Jatim beserta seluruh Badan Otonominya.

Selain berpesan agar tak mengambil sikap politik, baik tentang kriteria capres maupun tentang jadwal pelaksanaan Pemilu, Rais Syuriyah juga menekankan pentingnya kepatuhan PWNU terhadap PBNU.

“Beliau berpesan jangan ada ketidaksinkronan antara PWNU dan PBNU. Jadi ada dua poin penting yang ditekankan Rais. Satu tentang kepatuhan bahwa PWNU Jatim harus patuh PBNU, di mana program harus sinkron, kedua supaya tidak membahas keputusan politik. Itu dua amanat dari Rais Syuriyah,” papar Gus Fahrur.

Pernyataan senada tentang PWNU Jatim batal menentukan sosok capres disampaikan KH Abdussalam Shohib, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur. 

“Belum waktunya dan kami lebih konsentrasi membahas permasalahan umat,” kata Gus Salam.(BIM)

Baca Juga: Gus Mus: NU Urusannya Memenangkan Indonesia, Bukan Capres