CARITAU MAKASSAR – Program Ojol Day yang digaungkan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto sudah berjalan tiga pekan. Namun, program itu dinilai tidak efektif.
Bahkan program Ojol Day itu menuai kritikan dari berbagai kalangan. Pasalnya masih banyak oknum pegawai yang menggunakan kendaraan pribadi ke kantor setiap Selasa.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Melanda Sulsel, Pemprov Minta BNPB Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca
Melihat hal itu, Pengamat Transportasi Universitas Muslim Indonesia (UMI), Lambang Basri menilai program Ojol Day tidak efektif.
Pasalnya program yang diinisiasi Wali Kota Makassar, Danny Pomanto itu, menurutnya tidak tepat sasaran dan tidak efektif.
"Sebetulnya kalau dilihat dari sisi positif, kemungkinan besar Pak Danny sebagai Wali Kota ingin melakukan upaya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi terhadap karyawan. Tapi itu tidak efektif," ungkapnya, Rabu (5/10/2022).
Alangkah baiknya, kata dia, program Ojol Day digantikan dengan angkutan umum saja. Hal itu untuk memaksimalkan akselerasi transportasi di Kota Makassar.
"Misalnya pete - pete atau bus. Ini supaya ada integrasi dan layanan terpadu bisa lebih terjangkau," bebernya.
Ia mengungkapkan, Ojol itu sebetulnya bagus, tapi para pakar transportasi seluruh Indonesia menilai jika alangkah elegannya jika Wali Kota Makassar itu mengedepankan lagi kebijakan penerapan angkutan umum.
Terkait dengan nasib pegawai honorer (Laskar Pelangi) yang juga diharuskan menggunakan ojol setiap Selasa, lanjut dia, seharunya Pemkot Makassar menyiapkan Mobil Karpuling (Mobil Pengumpul).
"Kan ada alternatifnya. Kalau bisa mungkin kota meyiapkan karpuling. Jadi ia bertugas untuk mengumpul di tempat kerja. Lalu diantar ke masing-masing alamat terdekatnya. Pengumpul boleh diartikan juga bahwa di kompleks-kompleks tertentu," ujarnya.
"Katakanlah misalnya di kompleks ada jaringan terhadap kompleks itu mungkin ada tempat kumpulnya disitu. Itu bisa memberikan layanan gratis kepada pegawai," imbuhnya.
Sementara itu, kritikan juga datang dari Anggota DPRD Kota Makassar, Fatma Wahyuddin.
Ia mengatakan bahwa program yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Makassar ini hanya menyengsarakan para Laskar Pelangi. Mengingat besaran gajinya sedikit untuk harus terus naik Ojol setiap Selasa.
"Laskar pelangi untuk Ojol Day-nya itu perlu dipertimbangkan ulang. Kasihan juga kalau mereka harus menyisihkan dana nya setiap bulan untuk membayar ojol," ujarnya.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Makassar ini menegaskan mendukung program Ojol Day ini. Hanya saja, penerapannya lebih tepat diwajibkan bagi para ASN. Sebab, besaran gajinya besar
"Kita sih ikut programnya pak Wali terkait Ojol Day tapi Ojol Day itu diperuntukkan untuk pejabat ASN," tegas Fatma.
Terakhir, Fatma kembali meminta agar program Ojol Day tidak asal diberlakukan. Tanpa melihat sisi ekonomi dari berbagai kalangan terkhusus untuk para Laskar Pelangi.
"Tetap diadakan tetapi untuk pejabat ASN saja, kalau Laskar Pelangi perlu dipertimbangkan oleh pak Wali," tandasnya. (KEK)
Baca Juga: Sudah Sepekan Banjir, Ribuan Warga Makassar Masih Mengungsi
Banjir Rob di Medan
UIN Jakarta Kukuhkan Tujuh Guru Besar Ilmu Syariah
Tiga Siswa STIP Menyusul Jadi Tersangka Penganiaya...
Smartfren Raih CSR & PDB Awards 2024 dari Kemendes...
Dandim Lamongan Beri Contoh Babinsa Optimalisasi L...