CARITAU JAKARTA - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta publik agar jangan mencampuradukkan politik dengan olahraga dalam merespon polemik keikutsertaan Timnas Israel pada Piala Dunia U-20, menuai pro dan kontra.
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad menilai, pernyataan Jokowi menunjukkan sikap Presiden Jokowi yang terkesan ragu dan kurang berani untuk menolak kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20.
Baca Juga: Bayi Kembar Palestina dan Ibunya Tewas Saat Serangan Israel di Gaza
‘Kita sama-sama mendengarkan keputusan Presiden semalam, dan kami menyayangkan karena pernyataan Presiden menunjukkan kalau Presiden ragu menolak Tim Israel," kata Sarbini dalam keterangannya, Rabu (29/3/2023).
"Kami pikir Beliau sebagai anak ideologis Bung Karno sudah sepatutnya dan selayaknya untuk mengikuti langkah-langkah yang sudah dilakukan Bung Karno pada tahun 60-an," lanjut dia.
Sarbini menegaskan bahwa Indonesia harus berani dan yakin untuk menolak kehadiran Timnas Israel, karena aspirasi masyarakat seperti itu.
"Jadi, sebetulnya bapak Presiden punya amunisi yang cukup untuk menolak Timnas Israel karena aspirasi dari masyarakat," tegasnya.
Terkait kebijakan Presiden RI-1 Soekarno terhadap Israel, juga diungkap Presiden KISDI HM Mursalin. Dia mengatakan bahwa Bung Karno memiliki komitmen yang kuat tentang Israel, sehingga Bung Karno memerintahkan Timnas Indonesia untuk tidak bertanding melawan Timnas Israel dalam babak kualifikasi Piala Dunia 1958 di Swedia.
Padahal kala itu peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia tinggal selangkah lagi. Namun hal itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Mursalin yang akrab disapa Om Liem juga membeberkan kalau Bung Karno didesak-desak agar mengundang Israel ke Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, tapi tidak mau, dan juga mengabaikan ucapan merdeka dari pemerintah Israel.
“Yang lebih membanggakan lagi, dia keluar dari olimpiade dan membuat saingan yang bernama Ganefo,” imbuhnya.
Dirinya mengaku heran, karena menurutnya, pemerintah yang saat ini berkuasa di Indonesia merupakan bagian dari pendukung Sukarno, tetapi mengapa kebijakannya terhadap Israel bagai bumi dengan langit? "Ini tentu menjadi koreksi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam pernyataannya yang disampaikan melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (28/3/2023) malam, Jokowi mengatakan, Indonesia konsisten menolak penjajahan dalam bentuk apapun, tetapi dia meminta agar rakyat tidak mencampuradukkan antara politik dengan olahraga.
“Ini prinsip negara kita; Indonesia yang selalu konsisten mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dan mendukung penyelesaian two state solution, negara Israel dan negara Palestina merdeka. Ini sesuai dengan konstitusi; menolak penjajahan dalam bentuk apapun,” katanya.
Namun, dia mengatakan sepakat dengan Duta Besar Palestina agar RI yakni tidak mencampuradukkan olahraga dengan politik.
“Dalam urusan Piala Dunia U-20 ini kita sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang harus dipenuhi anggotanya. Jadi, jangan mencampuradukkan urusan olahraga dengan urusan politik,” katanya.
Jokowi mengatakan saat Indonesia memenangkan bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Oktober 2019, dan belum diketahui bahwa Israel berhasil lolos sebagai peserta putaran final.
“Kepastian Timnas Israel lolos seleksi Piala Dunia U-20 baru kita ketahui pada bulan Juli 2022,” imbuhnya.
Dirinya pun menjamin konsistensi politik luar negeri RI terhadap Palestina dalam hal itu.
“Saya menjamin keikutsertaan Israel tidak ada kaitannya dengan konsistensi posisi politik luar negeri kita kepada Palestina. Karena, dukungan kita kepada Palestina selalu kokoh dan kuat," pungkasnya. (DID)
Baca Juga: Isu Jokowi Pindah Partai, Budi Arie: Warnanya Tunggu
Dua Paslon Kompak Dampingi Cabup Sulsel 02 Andi Su...
Makan Siang Gratis, Digaungkan Prabowo Ditunaikan...
MRP Barat Daya Laporkan KPU ke DKPP
Ribuan Warga Rantepao Toraja Utara Ikuti Anti Mage...
Diduga Langgar Etik, MRP Papua Barat Daya Adukan K...