CARITAU JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyoroti pernyataan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani yang menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) cocok sebagai salah satu sosok kandidat Bakal Calon Wakil Presiden (Bacapres) mendampingi Ganjar Pranowo pada kontestasi Pemilu 2024.
Baca Juga: KPU Tetapkan Prabowo dan Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih Pilpres 2024
Adapun pernyataan tersebut disampaikan Puan dalam konferensi pers usai agenda kedua dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ketiga PDI-P di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Ujang menilai, pernyataan Puan perihal AHY cocok mendampingi Ganjar Pranowo merupakan bentuk representasi mencari perhatian terhadap simpatik rakyat.
Hal itu lantaran menurutnya, duet Ganjar AHY mustahil akan terwujud karena selama ini PDIP dan Demokrat belum perna tercatat bekerjasama dalam membangun koalisi politik bersama pada saat momentum Pemilu.
Selain itu faktor lain yang menyebabkan duet itu tak akan terwujud menurut Ujang, yakni terkait keretakan hubungan PDIP dengan Partai Demokrat yang sudah lama terjadi sejak Susilo Bambang Yudhyono menang menjadi Presiden di kontestasi Pemilu 2004.
"Masih gimik aja, saat ini PDIP dan Demokrat masih berlawanan. Jadi itu hanya sebagai kepura-puraan politik," kata Ujang saat dihubungi, Rabu (7/6/2023).
Disisi lain, Ujang mengungkapkan, selain juga bersebrangan dalam menentukan sikap politik yang acapkali dipertontonkan di depan publik, partai berlambang bintang mercy itu saat ini juga telah memantapkan sikap untuk membangun koalisi bersama denga Partai Nasdem dan PKS.
Adapun koalisi Partai Demokrat, Partai Nasdem dan PKS sebelumnya telah bersepakat untuk membangun kerjasama politik dalam rangka mengusung Anies Baswedan menjadi Bakal Calon Presiden (Bacapres) 2024.
Ujang berpendapat bahwa duet Ganjar Pranowo dan AHY tidak akan terwujud, mengingat koalisi yang saat ini sudah dibangun bersama dengan Nasdem dan PKS bakal pecah ketika AHY terima tawaran mendampingi Ganjar Pranowo.
Posisi Demokrat sebagai oposisi dan PDIP sebagai partai yang dominan menduduki posisi di pemerintahan Presiden Joko Widodo, dinilai enggan untuk bekerjasama dengan partai yang didirikan SBY tersebut dalam rangka untuk melanjutkan program kerja Jokowi.
"Dalam konteks politik sangat rugi jika PDIP menempatkan AHY sebagai Cawapres. Itu malah menjadi sebuah keanehan dalam politik," ujarnya.
Kendati demikian, Ujang menambahkan, bahwa pernyataan yang disampaikan Puan soal AHY cocok mendampingi Ganjar dalam kontestasi Pemilu 2024, merupakan gimmick belaka yang acapkali terjadi dalam konstelasi politik jelang Pilpres 2024.
"Soal nama AHY masuk radar mungkin saja masuk radar, tapi kan pasti yang paling bawah. Itu biasa saja dalam politik. Apalagi hubungan Demokrat dan PDIP tidak pernah bagus ini tidak aneh jika mba Puan memunculkan AHY, tapi nantinya dibuang juga," tandas Ujang. (GIB/DID)
Baca Juga: Maruarar Sirait Hengkang dari PDIP, Megawati Tarik Kadernya dari Kabinet Jokowi?
puan maharani ahy masuk radar cawapres ganjar pranowo pdip pemilu 2024
Presiden Jokowi Akan Terima Bos Microsoft, Bahas I...
Pertunjukan Tari Sukuh World Dance Day
Arab Serukan Investigasi Internasional Atas Kejaha...
Ginting Buka Kemenangan Tim Thomas Indonesia atas...
Basarnas Banten Evakuasi Dua Warga Lebak Tertimbun...