CARITAU SURABAYA – Pemerintah Singapura ternyata sudah beberapa kali menolak masuk atau mendeportasi pemuka agama dalam lima tahun terakhir, bahkan tak hanya pemuka agama Islam tapi juga pemuka agama nonmuslim.
Hal itu diungkapkan Joko Susanto, dosen Departemen Hubungan Internasional Universitas Airlangga Surabaya, menanggapi Ustadz Abdul Somad (UAS) yang ditolak masuk Singapura
Baca Juga: Pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran, Unair Angkat Bicara
“Langkah melarang masuk individu yang tidak dikehendaki oleh sebuah negara merupakan praktrik normal dalam sebuah negara berdaulat dan menjadi hak penuh negara tersebut,” kata Joko kepada caritau.com, di Surabaya, Selasa (17/5/2022) malam.
Pemberlakukan penolakan atau deportasi di Singapura merupakan kebijakan Kementerian Dalam Negeri (Ministry of Home Affairs) Singapura.
“Setidaknya alasan penolakan terhadap UAS bisa dipahami berdasarkan tendensi atau praktik sejenis yang dilakukan pemerintah Singapura sebelumnya,” kata Joko.
Hal yang harus dipahami, lanjut Joko, Singapura merupakan negara yang dibangun dengan konsep komunitarian, yakni negara yang sangat menjunjung tinggi kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi untuk menjaga kemaslahatan publik dari kemungkinan pengaruh negatif.
“Karena kebijakan tersebut tak jarang Singapura dianggap otoriter,” tegasnya.
Padahal kebijakan Singapura itu bertujuan melindungi masyarakatnya karena menyadari bahwa sebagai negara dengan wilayah kecil sangat rawan terhadap unstrusted (ketidakpercayaan).
Joko menandaskan apa yang dilakukan Singapura adalah kewenangan sah dan tidak perlu menjelaskan ke negara lain.
“Yang perlu dicatat adalah kejadian yang menimpa UAS, bukan pertama kali Singapura menolak pendakwah atau pemuka agama, baik muslim maupun nonmuslim,” katanya.
Joko memaparkan pada 9 September 2017, Singapura mendeportasi dua pemuka agama Kristen. Kemudian 30 Oktober 2017 kembali mendeportasi pemuka agama Ismail Menk dari Zimbabwe dan Haslim Bakarim dari Malaysia.
“Keduanya dikenal memiliki pandangan defisif (berpotensi memecah belah) dan mengadu domba,” katanya.
Joko mencontohkan ceramah keduanya tentang ucapan selamat natal yang dianggap haram yang dinilai pemerintaqh Singapura mendorong antipati terhadap nonmuslim dan intoleran.
Selanjutnya pada 2 Desember 2018, pemuka agama Yusuf Estes dari Amerika Serikat dideportasi kaena dianggap menjelekkan agama lain dan menyodorkan sikap kecurigaan terhadap agama lain.
Singapura juga mendeportasi pendakwah nonmuslim yakni Lou Engle dari AS yang beragama Kristen karena sangat Islam phobia.
“Singapura menolak pemuka agama yang menjelekkan agama lain dan yang tidak menyerukan harmonisasi agama. Ini karena Singapura harus melindungi masyarakatnya dari intoleransi, adu domba dan memecah belah,” pungkas Joko.(HAP)
Baca juga:
Kemenkumham Masih Telusuri Informasi UAS Dideportasi Imigrasi Singapura
Dubes RI di Singapura Bantah Klaim UAS: Bukan Deportasi, Tapi Tak Dapat Persetujuan Masuk
Kemlu RI Tolak Tanggapi Insiden Deportasi UAS di Singapura: Tanyakan ke Pihak Singapura di Jakarta
Soal Deportasi UAS dari Singapura, PA 212 Duga Ini Ulah Intelijen Hitam
Luapkan Kekesalan kepada Singapura, UAS: Kok Sombong Sekali, Padahal Negara Kecil
Heboh Deportasi UAS, Ini Deretan Pesohor yang Deportasinya Bikin Geger
Pengamat Terorisme Al Chaidar Sebut Singapura Negara Paranoid, Pernah Dideportasi Seperti UAS
UAS Ditolak Masuk Singapura, KBRI Singapura Resmi Kirimkan Nota Diplomatik
Yusril Ihza Mahendra: Pemerintah Singapura Wajib Jelaskan Pencekalan UAS
Kemendagri Singapura: UAS Ditolak Masuk karena Dikenal sebagai Penceramah Ekstrimis
Baca Juga: Industri Asuransi RI di Bawah Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam, Ini Strategi OJK
singapura uas deportasi pemuka agama pemuka agama islam nonmuslim. joko susanto unair hubungan internasional
Muchas gracias. ?Como puedo iniciar sesion?
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...