CARITAU JAKARTA - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin mengungkapkan, intensitas hujan yang melanda Jakarta pada Jum'at (22/3/2024) dini hari lebih tinggi dari tahun 2002 dulu. Imbas hujan ekstrem ini, sejumlah wilayah di Jakarta terlanda banjir.
"Hujan ekstrem turun merata dan bervariasi (115-212 mm/hari) dg konsentrasi tertinggi di Jakarta utara. Intensitas 212 mm/hari lebih tinggi dari banjir Jakarta 2002 (150 mm/hari). Dalam data tsb, hujan ekstrem 212 mm turun dalam waktu 4 jam sejak pukul 02.00-07.00 WIB," ujar Erma Yulihastin dalam akun twitternya, dikutip Sabtu (23/3/2024).
Akibat hujan ekstrem ini, ungkapnya, Jakarta mengalami banjir jilid II pada awal 2024 ini. Karena pada 29 Februari 2024 kemarin, Jakarta juga sempat dilanda banjir akibat hujan ekstrem. Menurutnya, salah satu hal yang memicu hujan ekstrem adalah 'Cold Pool' yang berperan menciptakan propagasi hujan dini hari ekstrem.
"Hujan dipicu oleh penguatan siklon tropis Neville dekat Australia yang mengalami pergerakan ke arah barat setelah 11 hari vorteks bergerak dari barat ke timur dan pergerakannya tsb menimbulkan Squall Line persisten penyebab banjir Semarang, Demak, Grobogan, Kudus, dll," katanya.
Dia menjelaskan, efek Neville ini menciptakan propagasi hujan yang kuat dari Lampung, Selat Sunda, dan Kepulauan Seribu menuju Jakarta secara tegak lurus oleh angin dari utara. Dalam hal ini, ucapnya, fenomena 'cold pool' berperan menciptakan propagasi hujan yang kuat ini terjadi secara terus-menerus karena memungkinkan pembentukan sel awan konvektif baru dari hujan yang meluruh sehingga suplai hujan dari Teluk Jakarta yang menuju ke Jakarta menjadi awet tak habis-habis.
"Cold Pool bukanlah badai, namun fenomena 'kolam dingin' di permukaan atmosfer inilah yg memungkinkan hujan ekstrem terus dapat terjadi dalam durasi waktu yg lama. Riset "cold pool" sudah pernah saya kaji pada kejadian banjir Jakarta dan Lampung (Yulihastin et al., 2021; 2022)," jelasnya.
Terpisah, Kepala Satuan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji menuturkan update genangan di Jakarta hingga Jum'at (22/3/2024) pukul 21.00 WIB mengalami penurunan dari 27 RT dan 7 Ruas Jalan tergenang menjadi 19 RT atau 0.065% dari 30.772 RT dan 4 Ruas Jalan tergenang yang ada di wilayah DKI Jakarta.
Hingga saat ini, jelasnya, ada 123 jiwa warga Jakarta Utara yang mengungsi di RPTRA Alur Anggrek Kelurahan Tegal Alur.
"BPBD DKI Jakarta juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial, AGD Dinkes, PMI untuk penanganan pengungsi. Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," katanya. (DID)
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...