CARITAU DOHA - Pemerintah Qatar pada Sabtu (25/3/2023) waktu setempat mengutuk keras terjadinya kembali pembakaran salinan kitab suci Al-Qur'an di ibu kota Denmark, Kopenhagen.
Lewat sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Qatar menggambarkan kejadian tersebut sebagai ‘aksi penghasutan keji’ sekaligus sebagai ‘provokasi terhadap perasaan umat Muslim di seluruh dunia’ terlebih hal tersebut dilakukan saat Umat Muslim tengah menjalankan ibadah puasa. Pihaknya juga mengatakan bahwa aksi semacam itu memicu kebencian dan kekerasan serta ‘membahayakan nilai-nilai hidup berdampingan secara damai’.
Kemenlu Qatar menegaskan kembali seruannya untuk mendukung nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan dan untuk "menegakkan prinsip-prinsip keamanan dan perdamaian internasional melalui dialog dan pengertian."
Sebelumnya, dalam beberapa bulan belakangan terjadi sejumlah aksi pembakaran Al-Qur'an atau upaya untuk melakukan aksi tersebut oleh tokoh atau kelompok Islamofobia di Eropa timur dan negara-negara Nordik, terutama di Denmark dan Swedia.
Diberitakan sebelumnya, pada Januari lalu, Yayasan keagamaan Turki Istanbul Syriac Kadim Foundation pada Sabtu (21/1/ 2023) watu setempat, mengecam keras pembakaran Al- Qur'an yang dilakukan oleh seorang ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark di Stockholm.
"Tidak dapat diterima penghinaan terhadap nilai-nilai sakral, dengan tujuan apa pun, atas nama kebebasan," tulis yayasan tersebut melalui cuitan di Twitter.
Kecaman itu datang setelah pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), Rasmus Paludan, membakar sebuah Al-Qur'an di depan Kedutaan Besar Turki di ibu kota Swedia, Stockholm.
Lantaran Swedia telah memberikan izin rencana pembakaran kitab suci umat Islam tersebut, Ankara membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson ke Turki.
Pada Jumat (20/1/2023), Kementerian Luar Negeri Turki memanggil Duta Besar Swedia di Ankara, Staffan Herrstrom, yang diberi tahu bahwa Turki "mengutuk keras tindakan provokatif ini, yang jelas-jelas merupakan kejahatan berdasarkan kebencian".
Kemenlu juga mengatakan bahwa "Sikap Swedia tidak dapat diterima dan Ankara berharap agar tindakan tersebut tidak diizinkan dan penghinaan terhadap nilai-nilai sakral tidak bisa dilindungi dengan kedok hak-hak demokratis."
Sementara itu, insiden tidak bermoral tersebut menuai kencaman pemerintah Kuwait. Peristiwa itu "Menyakiti perasaan umat Islam di seluruh dunia sekaligus merupakan provokasi serius," kata Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Salem Abdullah Al-Jaber Al-Sabah lewat pernyataan yang dikutip kantor berita Kuwait, KUNA pada Sabtu (21/1/2023).
Menteri Luar Negeri Kuwait mendesak komunitas internasional "untuk memikul tanggung jawab dengan menghentikan menghentikan tindakan yang tidak dapat diterima semacam itu serta mengecam segala bentuk kebencian dan ekstremisme, juga mengadili para pelaku." (IRN)
qatar pembakaran al-qur'an norwegia nordik puasa kecaman swedia
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024