CARITAU JAKARTA - Negara-negara Arab bersepakat mengutuk keras penistaan terhadap kitab suci umat Islam Al-Qur'an baru-baru ini di Den Haag, Belanda. Mereka memperingatkan bahwa serangan itu mencoba merusak tatanan sosial yang damai dan memicu pelanggaran disengaja terhadap salah satu agama besar dunia.
Sebuah video yang beredar di media sosial pada Senin (23/1/2023) menunjukkan Edwin Wagensveld, seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, merobek sejumlah halaman Al-Qur'an di Den Haag.
Video tersebut kemudian memperlihatkan Wagensveld membakar sobekan halaman kitab suci itu di dalam panci. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Selasa (24/1/2023) menyuarakan kecaman kerajaan terhadap insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai "langkah provokatif terhadap perasaan jutaan Muslim."
Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab (UAE) juga mengecam insiden tersebut dan menekankan "perlunya menghormati simbol dan kesucian agama serta menahan diri dari hasutan dan polarisasi."
"Insiden keji ini adalah tindakan hasutan dan provokasi serius terhadap perasaan lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia dan peringatan terhadap kemungkinan terulangnya pelanggaran terhadap Al Quran dengan dalih kebebasan berekspresi," kata Kemlu UAE dalam pernyataannya, dikutip Rabu (25/1/2023).
Kemlu Mesir mengecam insiden itu sebagai "tindakan terang-terangan yang melampaui batas kebebasan berekspresi dan melanggar kesucian umat Islam".
Mesir menekankan bahwa negara-negara Eropa yang menyaksikan kebangkitan Islamofobia bertanggung jawab untuk mencegah provokasi semacam itu terulang lagi.
Kemlu Yordania juga mengutuk insiden "ekstremis" yang bisa "memicu kebencian dan kekerasan, mengancam hidup berdampingan secara damai, dan mengacaukan keamanan dan stabilitas".
Yordania menyerukan penghormatan terhadap simbol-simbol agama dan diakhirinya kebencian.
Sementara itu, Kemlu Palestina mengecam insiden itu sebagai "serangan terang-terangan terhadap perasaan jutaan Muslim," dan menyerukan tindakan internasional untuk menghentikan provokasi semacam itu dan menghukum pelakunya.
Kemlu Oman menyatakan "kecaman keras" atas insiden tersebut, dan menekankan "perlunya upaya internasional bersama untuk mengkonsolidasikan nilai-nilai toleransi, koeksistensi, dan rasa hormat, dan untuk menghukum semua tindakan yang mempromosikan ideologi ekstremisme dan kebencian, dan menyinggung agama dan keyakinan.”
Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk Nayef Al-Hajraf mengutuk insiden itu dan memperingatkan bahwa "tindakan seperti itu akan mengobarkan dan memprovokasi perasaan umat Islam di seluruh dunia".
Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam juga mengutuk keras insiden tersebut. Provokasi di Den Haag itu terjadi setelah insiden serupa akhir pekan lalu ketika Rasmus Paludan, seorang politisi ekstremis Swedia-Denmark, membakar kitab Al-Qur'an di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia.
Peristiwa itu memicu kemarahan baik di Turki maupun di seluruh dunia.
Seruan Boikot Produk Belanda dan Swedia
Sementara itu, dilansir dari antara, Lembaga Islam Al-Azhar, Mesir menyerukan boikot produk Belanda dan Swedia di tengah kemarahan atas penistaan terhadap kitab suci Al-Qur'an. Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (25/1/2023), Al Azhar meminta masyarakat Arab dan Muslim untuk memboikot semua produk Belanda dan Swedia.
Al-Azhar juga mendesak sikap yang kuat dan bersatu dalam mendukung Al Quran yang mulia sebagai reaksi yang tepat terhadap pemerintah Swedia dan Belanda yang telah menyinggung 1,5 miliar Muslim.
“Mereka telah berlebihan dalam melindungi kejahatan kejam dan biadab yang dilakukan di bawah panji tidak manusiawi dan tidak bermoral, atau apa yang mereka sebut ‘kebebasan berekspresi’," kata Al Azhar.
Lembaga Islam itu meminta semua orang Arab dan Muslim "untuk mematuhi boikot, dan untuk mendidik anak-anak, remaja, dan perempuan tentang hal itu.”
“Orang-orang yang menyimpang ini tidak akan pernah menghargai nilai agama, yang tidak mereka ketahui sama sekali, kecuali mereka menghadapi kebutuhan material, moneter, dan ekonomi yang menantang. Itulah satu-satunya bahasa yang mereka ketahui,” kata Al Azhar.
(IRN)
penistaan agama penistaan al-qur'an pembakaran al-qur'an negara-negara arab sayap kenan belanda swedia boikot
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...