CARITAU MAKASSAR - Polisi menghentikan penyelidikan kasus kematian BNY (15), siswa SMP kelas VIII Sekolah Islam Athirah Makassar yang ditemukan tewas di lapangan Volley sekolahnya pada Rabu (24/5/20223) lalu.
Namun hingga kini, motif kematian anak pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu juga masih misterius.
Baca Juga: Balita Berusia 2 Tahun di Makassar Tewas Terlindas Truk
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Ngajib menjelaskan, BNY datang ke sekolah pada Rabu (24/5/2023) lalu dalam keadaan sehat.
Memang saat tiba di sekolah, anak tersebut naik dari lantai 1-8 dengan menggunakan lift sekolah.
"Berdasarkan juga keterangan saksi yang disesuaikan juga dengan adanya bukti dari rekaman CCTV dari sekolah tersebut dinyatakan terbukti bahwa anak tersebut datang ke sekolah dalam keadaan sehat dan memasuki lantai 1 kemudian menuju lantai 8," bebernya.
"Kemudian keluar dari lift lantai 8. Dari keterangan saksi, yang bersangkutan menaiki daripada tangga kemudian menuju atap di lantai 8," sambungnya.
Kata Ngajib, BNY terkubat beberapa kali berada di lantai 8 sebelum nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Rooftop Sekolah Islam Athirah Makassar.
"Dan ternyata korban ini beberapa kali berada dilantai 8 tersebut. Kurang lebih dari hasil rekaman CCTV jam 09.40 WITA korban ini diduga melakukan bunuh diri dengan ompat di lantai 8 hingga jatuh ke lapangan," jelasnya.
BNY Sempat ke Kabupaten Gowa Sebelum Masuk Sekolah
Ngajib menceritakan, pada Rabu (24/5/2023), seperti hari-hari biasanya, BNY berangkat ke sekolah sekitar pukul 07.56 WITA dengan menggunakan ojek online.
"Pukul 08.01 WITA, BNY menuju Jalan Pelita Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa," katanya.
Namun, tak dijelaskan lebih detail, BNY ke Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa untuk bertemu dengan siapa. Hal ini kemudian masih menjadi misterius.
"Pukul 08.21 WITA, korban kembali memesan Gojek lalu berangkat pukul 08.27 AM dari Jalan Pelita Taeng, Kecamatan Pallangga menuju BTN Gowa Pelita Mas dan tiba di titik tujuan pukul 08.30 AM," bebernya.
Setelah itu, pada pukul 08.49 WITA, BNY kemudian berangkat dari BTN Gowa Pelita Mas, Kecamatan Pallangga, menuju Sekolah Islam Athirah di Jalan Kajaolalido, Kora Makassar menggunakan Gojek.
"Korban tiba pukul 09.20 WITA. Gojek pun meninggalkan Sekolah Islam Athirah sekitar pukul 09.21 WITA," katanya.
Saat tiba di sekolah, sekitar pukul 09.21 WITA, rekaman CCTV Sekolah Islam Athirah Makassar, BNY kemudian masik melalui pintu utama.
Pukul 09.23 WITA, rekaman CCTV Sekolah Islam Athirah, korban masuk melalui Lift Basemen kemudian menekan tombol akses lantai 8.
"Pukul 09.25 WITA, rekaman CCTV Sekolah Islam Athirah, korban keluar lift lantai 8 kemudian berjalan menuju arah Mushola/tempat wudhu. Setelah itu tidak lagi aktivitas dari korban di Lantai 8," sambungnya.
Pukul 09.30 WITA, saksi melihat korban naik tangga menuju Rooftop tidak memakalu alas kaki, menggunakan Airpods di telinganya serta memegang Hp di tangan kirinya.
"Sehingga kami menyimpulkan bahwa berdasarkan keterangan saksi yang ada disesuaikan dari hasil analisa CCTV dan jejak digital, kami menyimpulkan bahwa pada korban kami tidak menemukan unsur kekerasan pada korban sebelum ditemukan di lantai," tegasnya.
Keluarga Belum Percaya BNY Bunuh Diri
Orang tua BNY, siswa kelas VIII SMP Sekolah Islam Athirah yang ditemukan tewas di sekolahnya meyakini anaknya tidak bunuh diri.
Ayah korban, Benny Yusuf Nurdin mengatakan, ia bersama keluarga sudah mengunjungi Sekolah Islam Athirah pada Senin (29/5/2023) kemarin.
Dalam kunjungannya, ia memastikan apakah benar anaknya terjatuh dari lantai 8 di Sekolah Islam Athirah.
"Iya saya hanya ingin memastikan seperti apa lokasi kejadian. Saya hanya melihat sesuai yang diberitakan kemarin, ada lantai 8. Terus saya hanya memastikan sepatu dan tas anak saya dimana dan titik jatuhnya. Cukup di situ saja," katanya saat menggelar Konferensi Pers di kediamannya di Perumahan Taman Gosyen, Kota Makassar, Sulsel, Selasa (30/5/2023).
"Kalau saya melihat, di lantai 8 itu tidak ada tempat untuk melompat. Hingga saya lihat bahwa di rooftop itulah karena dis itu ada tangga saya lihat. Tapi tidak mungkinlah, karena di situ tidak ada yang lihat, saya juga tanya di sana, tidak ada yang melihat (BNY melompat)," sambungnya.
Bahkan, kata dia, CCTV tidak bisa membuktikan anaknya naik ke Rooftop tersebut. Kemudian melompat hingga akhirnya ditemukan tewas di Lapangan Volley.
"CCTV juga tidak bisa membuktikan bahwa anak saya naik ke atas sehingga saya masih menduga. Kalau di pihak kami, saya pribadi, saya orang tuanya dan saya bapaknya dan yang paling dekat dengan ibunya tau persis bahwa bagaimana karakter anak saya. Hingga sampai hari ini, saya masih meyakini bahwa anak saya tidak bunuh diri," jelasnya.
Bahkan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan penyidik dan menyampaikan anaknya tidak melakukan bunuh diri,
"Kami sudah sampaikan bahwa anak kami tidak terjatuh dari (lantai 8). Kalaupun ya kami tidak melihat. Kalau saya mau katakan anak saya melompat juga tidak ada yang melihat. Karena CCTV tidak ada," ujarnya.
"Mau saya katakan bunuh diri ya tidak ada, bahkan saya menanyakan apa aktivitas di lantai 8 juga penyidik tidak bisa menggambarkan kepada saya karena tidak ada CCTV," jelasnya.
Informasi tersebut, lanjut dia, bisa menjadi tambahan pihak kepolisian untuk bisa mengusut tuntas kasus tersebut.
"Saya fikir informasi-informasi seperti ini bisa digali melalui penyidik dan itu menjadi tugas kepolisian," tegasnya.
Sementara itu, Ibu Korban, Jane Riatri Timbonga mengaku terakhir melakukan komunikasi dengan BNY pada Rabu (24/5/2023) sekitar pukul 08.34 WITA. Sementara korban ditemukan tewas sekitar pukul 09.38 WITA.
"Komunikasi jam 08.34 WITA, anak saya menelpon katanya dia sudah tiba di depan sekolah, cuma itu sebentar," katanya.
Karena merasa belum percaya, sang ibu kemudian meminta BNY untuk mengirim bukti foto bahwa dia benar sudah tiba di sekolah.
"Terus, saya bilang kalau memang sudah di sekolah tolong fotokan mama, tapi langsung ditutup, terus sejak itu tidak ada komunikasi lagi," jelasnya.
Disebabkan tak ada komunikasi, Jane Riatri Timbonga kemudian menghubungi Wali Kelas korban untuk memastikan keberadaan anaknya.
"Setelah itu, saya konfirmasi ke wali kelas, tolong di cek apakah Basman sudah di sekolah. Ternyata tidak ada, makanya saya minta kepada bapaknya untuk dicek di mana BNY (GPS HP korban berada di Taeng Kabupaten Gowa)," jelasnya.
Ia juga menyinggung terkait isi chat BNY yang sempat dikirim ke gurunya. Ia meyakini isi chat tersebut bukan ditulis almarhum.
"Jadi saya mau klarifikasi, chat itu bukan ke saya, chat itu ke gurunya katanya. Jadi pas kejadian itu, anak saya masih ada disitu, ibu Fatmawati Kalla datang bersama pihak sekolah. Pihak sekolahnya yang menunjukkan kepada saya, pas kejadian itu, jadi Jenazah anak saya masih ada di situ," katanya.
"Saya ditunjukkan chat, saya belum terlalu memperhatikan chat, suami saya terima chat, baru saya ingat-ingat kembali. Setelah saya lihat chat itu, saya yang lebih tahu anak saya bagaimana, saya yakin 100% bahwa itu bukan chat dari anak saya," sambungnya.
Ia mengaku tahu persis perilaku anaknya. Sampai tutur kata yang dilontarkan korban ketika mengirim pesan sudah dihafal.
"Saya tahu anak saya pandainya diantara ketiga anak saya bersaudara. Jadi dia tidak terlalu pandai menyusun kata seperti yang ada di chat. Jadi saya yakin 100% itu bukan chat dari anak saya," tandasnya. (KEK)
Baca Juga: Satu Warga Ditemukan Tewas Saat Polisi Gerebek Judi Sabung Ayam di Makassar, Begini Kronologinya!
siswa sekolah islam athirah tewas dugaan bunuh diri makassar kematian misterius
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...