CARITAU JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia Budi Arie Setiadi menyebut pihaknya akan fokus memberantas hoaks atau berita bohong lewat Satuan Tugas (Satgas) Anti Hoaks selama Pemilu 2024 mendatang.

Dia menyadari betul intensitas berita bohong akan meningkat pesat di momen pesta demokrasi Indonesia itu.

Baca Juga: Jusuf Kalla Resmi Nyatakan Dukungannya untuk Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar

"Karena kita tahu, tugas Kominfo adalah memberantas hoaks, fitnah dan ujaran kebencian. Kami sudah membentuk Satgas anti hoaks di Kominfo, di mana tugas kami memberikan penjelasan ke masyarakat. Nanti kita beri stempel hoaks saja ke berita-berita yang palsu dan bohong itu," kata dia usai peresmian press room Kominfo, Kamis (2/11/2023).

Sebelumnya, Kominfo telah menemukan adanya 101 isu hoaks yang beredar menjelang Pemilu dalam rentang Januari hingga Oktober 2023. Jumlah tersebut dinilai naik hingga 10 kali lipat dibandingkan periode-periode sebelumnya.

Selain itu, Budi Arie menegaskan pihaknya akan bersikap netral dengan setiap laporan yang masuk ke Kominfo.

"Kita netral, Kominfo, siapapun kandidatnya, siapapun partainya. Pokoknya siapa yang difitnah, bisa dilaporkan ke kami," sambungnya.

Budi juga mengingatkan, bagi pihak yang dengan sengaja memproduksi dan menyebarluaskan berita bohong bisa saja dijerat oleh ketentuan hukum berlaku.

"Jadi gini, kalau hukumnya kita mengacu pada perundang-undangan yang berlaku. Ada UU ITE, KUHP dan sebagainya. Pokoknya melanggar hukum, kita geser ke penegak hukum," imbuhnya.

Terakhir, Budi menjelaskan Kominfo akan aktif mengampanyekan gerakan anti hoaks, baik secara langsung maupun lewat sosial media. Dia berharap dengan hal tersebut dapat menekan angka beredarnya berita palsu, demi menjaga kedamaian selama Pemilu dan Pilpres 2024.

"Ada, tadi saya intruksikan ke satgas anti hoaks, nggak usah dilabeli lagi misinformasi dan disinformasi, langsung saja labeli hoaks. Biar publik gampang mengertinya," tuturnya. (RMA)

Baca Juga: Kunjugan Capres Ganjar Pranowo di Papua Barat Daya