CARITAU CRIMEA - Terjadi ledakan besar di jembatan Crimea-Rusia atau jembatan Kerch. Akibat ledakan tersebut, kehancuran terjadi di dua bagian utama jembatan terpanjang di Eropa tersebut. Sabtu (8/10/2022).
Rekaman video ledakan dari Jembatan Crimea tersebut beredar luas di media sosial. Terlihat dalam video, ledakan besar tersebut meruntuhkan bagian jalan raya di jembatan dan rel Selat Kerch. Kerusakan jalan raya sangat parah, kedua jalurnya mengalami ‘kelumpuhan’.
Pada video dan foto lainnya yang beredar memperlihatkan bagian jalan yang rusak di jembatan itu jatuh ke air.
Diketahui, Ledakan di jembatan Crimea-Rusia itu hancur usai truk tangki berisi bahan bakar minyak (BBM) diduga meledak saat melintasi jembatan tersebut. Namun, sejauh ini belum ada kejelasan lebih rinci terkait penyebabnya.
Ledakan ini juga menyebabkan tiga orang tewas. Mereka yang tewas, disinyalir adalah penumpang mobil lain yang saat itu berada di dekat truk, seperti dilansir dari Reuters.
Baca Juga: Jalur Bantuan Kemanusiaan Dibuka Mesir, Rusia Kirimkan 27 Ton Bantuan untuk Gaza
Pihak Rusia menyatakan dua korban telah teridentifikasi. Aparat juga mengklaim sudah mengidentifikasi pemilik truk yang meledak.
Menanggapi ledakan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta komisi pemerintah melakukan pemeriksaan darurat di jembatan Kerch.
Sementara itu, Pejabat Crimea yang ditunjuk Rusia menyalahkan Ukraina soal ledakan tersebut.
"Para pengacau Ukraina entah bagaimana berhasil meninggalkan jejak darah di jembatan Crimea. Dan mereka punya sesuatu untuk dibanggakan," kata Ketua Dewan Negara Republik Crimea, Vladimir Konstantinov, dikutip siaran CNN.
Sementara itu, Ukraina seakan puas dengan kejadian tersebut, tanpa mengakui mereka bertanggung jawab soal serangan di jembatan tersebut.
"Pertahanan udara Federasi Rusia, apakah Anda tidur?" demikian menurut Angkatan Laut Ukraina di Facebook.
Diketahui, Jembatan Kerch ini membentang sepanjang 191 km di Selat Kerch. Jembatan ini menghubungkan Laut Hitam ke Laut Azov, yang mana terdapat pelabuhan-pelabuhan utama Ukraina, termasuk Mariupol.
Namun, bagi Moskow, jembatan tersebut melambangkan ‘penyatuan kembali’ fisik Crimea dengan Rusia.
Jembatan itu juga merupakan ekspresi fisik tujuan Putin untuk mengikat Ukraina ke Rusia. Setelah jembatan dibuka, Amerika Serikat mengutuk pembangunannya sebagai ilegal.
Rusia menghabiskan sekitar US$3,7 miliar atau sekitar Rp56 triliun untuk membangun jembatan ini usai berhasil mencaplok Crimea. (IRN)
Baca Juga: Putin Jadi Buronan Pengadilan Kriminal Internasional atas Kejahatan Perang di Ukraina
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024