CARITAU KAIRO - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memperbolehkan 20 truk bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza yang terkepung oleh Israel. Hal tersebut diungkapkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (18/10/2023).
Setelah kunjungannya dari Israel, Biden mengatakan al-Sisi layak mendapatkan pujian atas perjanjian tersebut. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, juga menurutnya akan memfasilitasi pengiriman bantuan yang tertunda.
Baca Juga: Joe Biden Ucapkan Selamat ke Prabowo karena Unggul di Pilpres 2024
"Israel sudah banyak dikorbankan, tetapi kenyataannya mereka memiliki kesempatan meringankan penderitaan orang-orang yang tidak punya tempat tujuan. Itu lah yang harus mereka lakukan," kata Biden.
"Jika Hamas menyita bantuan atau tidak membiarkan bantuan itu masuk, maka semuanya akan berakhir," tutur Biden.
Dilansir dari laporan Antara, Biden mengaku sudah sangat blak-blakan ketika berbicara mengenai perlunya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, saat bertemu dengan Netanyahu kemarin pagi.
Gaza sudah mengalami krisis kemanusiaan yang parah akibat tiadanya listrik, sementara air, makanan, bahan bakar dan pasokan medis hampir habis.
Rusia Kirimkan Bantuan
Sementara itu, dengan dibukanya jalur bantuan kemanusiaan, Rusia pada Kamis (19/10/2023) pagi mengumumkan akan mengirim 27 ton bantuan kemanusiaan untuk penduduk di Jalur Gaza di tengah konflik di kawasan tersebut.
"Bantuan tersebut atas arahan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin dan atas nama pemerintah Federasi Rusia," tulis pernyataan Kementerian Situasi Darurat Rusia di Telegram.
Disebutkan bahwa sebuah pesawat khusus yang berangkat dari Moskow menuju bandara El-Arish di Semenanjung Sinai di Mesir dengan mengangkut tepung, gula, beras dan pasta.
"Bantuan kemanusiaan Rusia akan diserahkan kepada perwakilan Bulan Sabit Merah Mesir untuk diteruskan ke Jalur Gaza," demikian pernyataan tersebut.
Gaza saat ini mengalami krisis kemanusiaan parah lantaran tidak ada listrik, air, makanan, bahan bakar dan hampir kehabisan pasokan obat-obatan.
Konflik Palestina-Israel meletus pada 7 Oktober ketika kelompok Palestina Hamas meluncurkan Operasi Badai Al Aqsa, yakni serangan mendadak dari segala penjuru termasuk serentetan peluncuran roket dan penyusupan ke Israel lewat jalur darat, laut dan udara.
Hamas mengungkapkan bahwa operasi tersebut sebagai balasan atas penyerbuan terhadap Masjid Al Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan peningkatan kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk menargetkan Hamas di Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata segera demi meringankan "penderitaan manusia yang luar biasa".
Sedikitnya 3.478 warga Palestina tewas akibat serangan Israel terhadap Kota Gaza. Sementara itu, lebih dari 1.400 warga Israel terbunuh sejak awal konflik. (IRN)
Baca Juga: Sidang Gugatan Dugaan Genosida Israel Berlangsung, Netanyahu Tuding Afrika Selatan Munafik
mesir israel palestina jalur gaza bantuan kemanusiaan serangan israel presiden rusia vladimir putin joe biden amerika serikat
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...