CARITAU JAKARTA - Gelombang kedatangan ribuan asilum atau pencari suaka dari Rohingya di Aceh memicu perdebatan publik di media sosial. Masyarakat terbagi dua, antara mendukung dan tak sedikit yang menolak kedatangan para pengungsi dari Myanmar tersebut.
Kehadiran pengungsi Rohingya yang semakin meningkat telah menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat Aceh. Selama satu pekan ke belakang, ramai di media sosial tentang penolakan warga Aceh.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Aceh per Senin (11/12/2023), jumlah pengungsi etnis Rohingya telah mencapai 1.684 orang, tersebar di delapan titik penampungan.
“Untuk sampai hari ini pengungsi yang ada di Aceh kurang lebih 1.684 orang, mereka tersebar di delapan titik,” kata Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, di Banda Aceh, Selasa (12/12/2023).
Kekhawatiran masyarakat Aceh tentu bukan tanpa dasar. Belakangan beberapa perilaku dari pengungsi Rohingya dikeluhkan warga Aceh. Dirangkum dari sejumlah laporan di lapangan, ada beberapa oknum pengungsi Rohingya tercatat membuang bantuan ke laut, ada juga yang kabur dari kamp pengungsian, atau tak mematuhi norma yang ada.
Namun kedatangan para pengungsi baru terus terjadi. Pada Minggu (10/12/2023), dua perahu kembali mendarat di Kabupaten Pidie dan Aceh Besar. Total membawa sekitar 400 orang pengungsi Rohingya.
Berdasarkan data United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau badan PBB untuk pengungsi, ada lebih dari 1.200 pengungsi Rohingya telah memasuki perairan Aceh sejak November 2023.
Ribuan pengungsi etnis Rohingya tersebut tersebar di beberapa kabupaten/kota seperti Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kabupaten Pidie, dan Kota Lhokseumawe.
Ramainya penolakan warga Aceh dan publik di media sosial juga ditanggapi oleh pemerintah pusat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan sikap pemerintah soal nasib pengungsi Rohingya saat ini. Jokowi mengatakan pemerintah akan menampung sementara pengungsi Rohingya.
“Saya sampaikan bahwa sementara, sementara kita tampung,” kata Jokowi melalui siaran YouTube, Sekretariat Presiden, Selasa (10/12/2023).
Jokowi menggarisbawahi, penampungan pengungsi Rohingya bersifat sementara, sembari pemerintah berkomunikasi dengan organisasi internasional.
Jokowi mengaku memahami penolakan masyarakat lokal terhadap Rohingnya.
"Dan kita masih berbicara dengan organisasi-organisasi internasional, UNHCR dan lain-lain, karena memang masyarakat lokal tidak menginginkannya," ujarnya.
Ia juga mengatakan akan mengupayakan dari segi kemanusiaan. Jokowi menekankan bantuan sementara akan diberikan.
"Bantuan kemanusiaan sementara kepada pengungsi akan diberikan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal," kata Jokowi.
Baca Juga: Pengungsi Rohingya Bangun Hunian Sementara di Pekanbaru
Pada satu pekan terakhir, para pengungsi dari etnis Rohingya menghadapi serangkaian penolakan di Indonesia. Tak hanya dari warga Aceh, namun juga di media sosial. Jika kita menelusuri linimasa, tak sedikit beredar video di platform TikTok maupun cuitan di X.com (Twitter.com) yang menyuarakan penolakan terhadap mereka.
Beberapa waktu lalu beredar sebuah video yang menunjukan oknum pengungsi yang membuang makanan bantuan dari warga, hingga yang memberi tanda makananan porsinya tak sesuai harapan mereka.
Hal tersebut tentu saja membuat sebagian warga marah. Pengungsi Rohingya dianggap tak bisa berterima kasih terhadap bantuan warga. Selain itu, tak sedikit warga yang jenuh dan menyuarakan kekesalannya lantaran lonjakan jumlah kapal yang membawa etnis minoritas yang teraniaya itu ke pantai mereka.
Kondisi diperparah dengan beredarnya sejumlah hoaks yang mengatasnamakan UNHCR, menyebut bahwa para pengungsi Rohingya akan lebih banyak lagi berdatangan dan meminta di berikan tempat tinggal.
UNHCR teah melakukan klarifikasi baik melalui laman Instagram maupun X.com resminya.
“Mohon bijak dalam memproses informasi di internet karena komentar-komentar ini bukan dari akun UNHCR resmi. Ikuti perkembangan info terbaru dari akun resmi @UNHCRIndo yang berupaya menemukan solusi terbaik untuk semua bersama pemerintah Republik Indonesia,” tulis UNHCR di akun X.com, Selasa (12/12/2023).
Unggahan tersebut mendapat banyak tanggapan dari netizen. Ada yang mendukung, tak sedikit juga yang berkonotasi negatif. Di linimasa, unggahan tersebut mendapatkan ratusan komentar dari netizen.
“Kalian lucu, coba tanya ada berapa rakyat Indonesia yang kelaparan merantau di negara orang, tapi kalian memberikan makanan yang cukup untuk mereka,” ujar akun @SGa***.
“Bijak gimana udah ada yang kabur, enggak usah bikin organisasi di Indonesia deh. Udah banyak organisasi kemanusiaan di negara kita, mending bawa pulang saja tuh kaum,” tulis akun @Emb***.
Salah satu penolakan terbesar terjadi pada pekan lalu. Sejumlah warga menggelar aksi unjuk rasa di Pulau Sabang, Aceh, memindahkan tenda-tenda yang didirikan sebagai tempat penampungan sementara bagi warga Rohingya. Peristiwa tersebut bahkan diliput oleh media-media lokal dan outlet media asing. Para pengunjuk rasa tersebut juga mengancam akan mendorong kapal-kapal mereka kembali ke laut.
Kedatangan pengungsi Rohingya memang cenderung meningkat antara bulan November dan April, ketika laut lebih tenang. Banyak dari mereka naik kapal dan berlayar menuju negara tetangga Thailand, serta Indonesia dan Malaysia yang mayoritas penduduknya muslim.
Jika ditotalkan, sudah ada delapan gelombang kedatangan pengungsi Rohingya sejak pertengahan November 2023 di Aceh, dengan jumlah hampir mencapai 2.000 pengungsi.(IRFAN NASUTION)
Baca Juga: Warga Peureulak Timur Blokir Jalan ke Penampungan Imigran Rohingya
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024